Harga beras naik, Guru Besar IPB ingatkan pemerintah tidak mudah ciptakan kebijakan impor berlebihan
Kenaikan harga beras membuat sejumlah warung makan berencana mengurangi porsi nasi untuk pelanggan, meskipun di tengah situasi ini…
“Dulu itu yang saring besar itu paling Rp12.000 tapi sekarang naiknya sudah Rp1.500 makanya ganti harga ya kenaikannya itu,” ujar dia.
Adanya kenaikan harga beras itu, Sulastri mengeluh sekarang penjualannya beras di tempat penggilingan padinya mengalami penurunan dibandingkan harga masih normal. Penurunan tersebut disebabkan daya beli masyarakat mengalami penurunan.
“Ada, pengaruhnya (harga beras naik). Pembeli berkurang malah agak sepi karena harga terlalu tinggi jadi orang beli dikit-dikit. Biasanya beli 25 kilogram, sekarang ini dikurangi jumlahnya, sebut dia.
Dari Lampung, Yohanes Susanto dengan wajah sedih sedang membabat batang padi di sawah garapannya. Hampir seluruh tanaman padinya kering dengan tanah retak-retak.
Di Desa Marga Agung ini, kata Susanto, hampir semua petani yang menggunakan metode tadah hujan mengalami gagal panen.
"Memang nggak bisa panen. Waktunya kena panen, menguning, ini malah dari mulai bunting padinya, nggak kena air, ya terpaksa kita arit. Kita bawa pulang untuk pakan hewan sendiri," kata Susanto saat ditemui wartawan Robertus Bejo yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Penyebab gagal panen kali ini, kata Susanto, lantaran prediksi yang meleset mengenai periode musim kemarau. "Tahun sebelumnya itu hanya satu bulan [kemarau], paling lama. Ini tiga bulan lebih belum turun hujan juga," katanya.
Menurutnya, harga beras yang meningkat di pasaran hanya menguntungkan petani-petani yang memiliki stok lebih.
"Kalau memang yang sudah memiliki stok dari hasil panen sebelumnya belum kena dampak panasnya [kemarau], ya dengan adanya harga di pasaran melambung tinggi, sebenarnya petani diuntungkan," tambah Susanto.
Puso kali ini akan dijadikan pelajaran oleh Susanto untuk memiliki simpanan gabah di rumah atau di lumbung. "Lain kali kita sudah pengalaman seperti ini, harus bisa menyisihkan hasil panen," kata petani yang mengaku sekarang harus membeli beras di pasar.
Meskipun harga gabah di tingkat petani dan penggiling sedang tinggi, tapi bagi pemilik Pengilingan Perwito Sudarmo, Darmanto, sulit untuk menjualnya.
Menurutnya, hal ini karena adanya kebijakan pemerintah mengimpor beras dari luar negeri. "Dampaknya ke pedagang kecil," kata Darmanto yang merangkap sebagai petani Lampung.
Guru besar IPB: ‘Pertahankan harga saat ini’
Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Profesor Dwi Andreas Santosa, mengatakan El Nino bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan harga beras naik di tingkat konsumen.
Berdasarkan survei lembaganya, biaya produksi petani yang meningkat tajam dalam empat tahun terakhir ikut mempengaruhi kenaikan harga beras.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.