Jumat, 12 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pejabat Israel Sebut Dugaan Rusia Bekingi Hamas Adalah Murni Konspirasi Tak Masuk Akal

Tudingan merujuk pada asumsi kalau situasi di Gaza akan menguntungkan Moskow, karena hal ini diduga mengalihkan perhatian Washington dari Ukraina.

AFP/MOHAMMED ABED
Bola api meletus selama pemboman Israel di Kota Gaza pada 9 Oktober 2023. Israel memberlakukan pengepungan total di Jalur Gaza pada 9 Oktober dan memutus pasokan air karena terus membom sasaran di daerah kantong Palestina yang padat sebagai tanggapan atas serangan mendadak Hamas. hal ini disamakan dengan serangan 9/11. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP) 

Pejabat Israel Sebut Dugaan Rusia Bekingi Hamas Adalah Murni Konspirasi Tak Masuk Akal

TRIBUNNEWS.COM - Israel tidak percaya kalau Rusia ada hubungannya dengan serangan Hamas ke wilayah pendudukan Israel, Sabtu (7/10/2023).

Hal itu diungkapkan duta besar Israel untuk Moskow, Alexander Ben Zvi, dalam sebuah wawancara dengan Kommersant, Rabu (11/10/2023).

Pada wawancara tersebut, Ben Zvi diminta untuk mengomentari tuduhan terhadap Rusia di media sosial dan sejumlah media kalau Rusia mungkin terlibat dalam serangan Hamas tersebut.

Baca juga: Ukraina Siap-siap Kecele, Perhatian Barat di Uni Eropa Kini Fokus ke Perang Hamas vs Israel

Tudingan merujuk pada asumsi kalau situasi di Gaza akan menguntungkan Moskow, karena hal ini diduga mengalihkan perhatian Washington dari Ukraina.

Duta besar Israel menanggapinya dengan menyebut tuduhan terhadap Rusia tersebut benar-benar tidak masuk akal.

“Pertama, kami tidak yakin Rusia terlibat dalam hal ini,” kata Ben Zvi.

“Kedua, mereka yang percaya bahwa Amerika Serikat harus mengalihkan sejumlah sumber daya yang besar ke Israel adalah kesalahan besar,” tambahnya.

Dia menekankan kalau AS adalah mitra strategis dan akan terus memasok senjata kepada Israel dengan atau tidak adanya perang Rusia dan Ukraina.

“Rusia memahami hal ini. Jadi semua klaim di atas adalah murni konspirasi,” kata duta besar.

Ben Zvi juga mengomentari klaim kalau  militan Hamas yang menyerang Israel menggunakan senjata buatan Barat yang berasal dari Ukraina.

“Kami tidak memiliki bukti atas pernyataan seperti itu,” katanya, seraya mengklaim bahwa tuduhan tersebut datang dari pihak Rusia.

Baca juga: Ukraina: Rusia Pakai Taktik False Flag, Senjata Rebutan Bantuan Barat ke Kiev Diberi ke Hamas

Sebuah howitzer self-propelled Israel ditempatkan di dekat perbatasan dengan Gaza di Israel selatan pada 10 Oktober 2023. Israel menyerang sasaran Hamas di Gaza pada 10 Oktober dan mengatakan mayat 1.500 militan Islam ditemukan di kota-kota selatan yang direbut kembali oleh tentara dalam upaya yang sangat melelahkan. pertempuran di dekat daerah kantong Palestina.
Sebuah howitzer self-propelled Israel ditempatkan di dekat perbatasan dengan Gaza di Israel selatan pada 10 Oktober 2023. Israel menyerang sasaran Hamas di Gaza pada 10 Oktober dan mengatakan mayat 1.500 militan Islam ditemukan di kota-kota selatan yang direbut kembali oleh tentara dalam upaya yang sangat melelahkan. pertempuran di dekat daerah kantong Palestina. (JACK GUEZ / AFP)

“Rusia memiliki kontak dengan Hamas, mungkin informasi ini diterima dari mereka (Ukraina) – kami juga tertarik untuk mengetahuinya,” kata duta besar.

Kommersant juga meminta diplomat tersebut untuk menanggapi inisiatif penjaga perdamaian dari pihak Rusia, yang menyerukan gencatan senjata dan negosiasi segera.

Ben Zvi menegaskan bahwa tidak jelas dengan siapa Israel harus bernegosiasi.

"Karena kepala Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, telah mengakui keberadaan Israel, sementara Hamas malah melakukan segalanya untuk menghancurkan kami," katanya.

Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai sebagian besar Gaza, melancarkan 'Operasi Banjir Al-Aqsa' pada hari Sabtu, menembakkan roket dan mengirim pasukan komando jauh ke wilayah Israel.

Pasukan Pertahanan Israel menanggapinya dengan membom Gaza dan mematikan semua fasilitas umum, saat Israel membuat deklarasi perang resmi.

Hingga Selasa sore, pihak berwenang Israel mencatat sedikitnya 900 orang tewas dan 2.600 orang terluka.

Pemerintah Palestina di Gaza mencatat sedikitnya 830 orang tewas dan 4.250 lainnya luka-luka sejak pecahnya permusuhan.

(oln/RT/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan