Selasa, 9 September 2025

Palestina: Israel stop listrik, air, BBM ke Gaza sampai Hamas bebaskan sandera- 'Rumah sakit berisiko jadi kamar jenazah'

Hal-hal yang perlu Anda diketahui tentang bagaimana hidup dan kehidupan di Jalur Gaza, mulai dari perekonomian, pendidikan, kesehatan…

BBC Indonesia
Palestina: Israel stop listrik, air, BBM ke Gaza sampai Hamas bebaskan sandera- 'Rumah sakit berisiko jadi kamar jenazah' 

Tanpa listrik untuk pompa, limbah menumpuk di sejumlah jalan.

Terkait situasi ini, Mesir sebagai negara tetangga telah menyerukan gencatan senjata selama enam jam untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.

Pemadaman bergilir

Sebelum konflik yang terjadi baru-baru ini, pemadaman listrik merupakan rutinitas yang terjadi di Gaza. Setiap rumah tangga hanya menerima listrik rata-rata 13 jam per hari, menurut PBB.

Populasi Gaza membeli hampir dua pertiga kebutuhan listriknya dari Israel, dan sisanya berasal dari Pembangkit Listrik Gaza (GPP). Namun, pasokan gabungan listrik tersebut hanya memenuhi kurang dari setengah permintaan.

Untuk mengatasi pemadaman listrik, penyedia layanan dan rumah tangga harus menggunakan generator cadangan.

Namun, generator-generator ini tidak dapat diandalkan karena ketergantungan mereka pada bahan bakar dan suku cadang yang langka. Musababnya, Israel membatasi impornya dan mengklasifikasikan barang ini memiliki kapasitas "penggunaan ganda" sipil dan militer.

Penutupan perbatasan

Warga sipil hanya memiliki sedikit harapan untuk dapat meninggalkan Gaza demi menghindari konflik.

Israel telah menutup penyeberangan Erez di bagian utara Jalur Gaza tanpa batas waktu, sementara penyeberangan perbatasan Rafah yang dikuasai Mesir di bagian selatan ditutup pada 9 dan 10 Oktober karena serangan udara Israel di dekat pintu gerbang di sisi Palestina.

Sebelum eskalasi terjadi, warga Palestina dilarang meninggalkan Gaza melalui Israel, kecuali memperoleh izin yang dikeluarkan otoritas Israel. Izin tersebut hanya terbatas pada pekerja harian, pengusaha, pasien rumah sakit dan pendampingnya, serta pekerja kemanusiaan.

Pada bulan Agustus, 58.600 orang diizinkan untuk melakukan perjalanan melalui Erez. Jumlah ini meningkat 65% di atas rata-rata bulanan pada 2022, menurut PBB.

Sementara itu, warga Palestina yang ingin pergi melalui Rafah harus mendaftar ke otoritas Palestina beberapa minggu sebelumnya dan mengajukan permohonan ke Mesir, yang memberlakukan pembatasan jumlah dan kontrol keamanan yang ketat.

Mesir mengizinkan 19.600 orang keluar dari Gaza melalui Rafah pada bulan Agustus, yang merupakan jumlah tertinggi sejak Juli 2012.

Penduduk yang padat dan rumah yang rusak

Gaza merupakan salah satu wlayah dengan penduduk terpadat di dunia.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan