Palestina: Israel stop listrik, air, BBM ke Gaza sampai Hamas bebaskan sandera- 'Rumah sakit berisiko jadi kamar jenazah'
Hal-hal yang perlu Anda diketahui tentang bagaimana hidup dan kehidupan di Jalur Gaza, mulai dari perekonomian, pendidikan, kesehatan…
Lebih dari 75% populasi Gaza - sekitar 1,7 juta orang - terdaftar sebagai pengungsi, menurut PBB. Lebih dari 500.000 di antaranya tinggal di delapan kamp penuh sesak yang terletak di seluruh Jalur Gaza.
Konflik antara militan Palestina di Gaza dan Israel, serta lambatnya proses rekonstruksi, membuat banyak orang di Gaza tidak memiliki tempat tinggal yang layak.
PBB mengatakan pada bulan Januari, dari 13.000 rumah yang hancur sejak tahun 2014, sekitar 2.200 rumah belum didanai untuk dibangun kembali. Lalu, sebanyak 72.000 rumah dengan rusak ringan dan sedang, belum menerima bantuan perbaikan.
Rekonstruksi terhambat karena sulitnya akses terhadap material bangunan dan peralatan khusus, karena Israel membatasi barang-barang yang disebut "memiliki kegunaan ganda".
Para pejabat Palestina mengatakan bahwa serangan udara Israel saat ini telah menghancurkan 1.000 rumah dan 500 di antaranya rusak parah sehingga tidak dapat dihuni.
Layanan kesehatan di bawah tekanan
Fasilitas kesehatan umum di Gaza sudah terlalu padat dan sering kali terdampak oleh pemadaman listrik serta kekurangan pasokan dan peralatan medis. Banyak layanan dan perawatan spesialis tidak tersedia.
Menurut PBB, layanan kesehatan yang payah di Gaza ini karena blokade Israel dan Mesir, rendahnya anggaran dari Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat, konflik politik internal di antara PA - yang bertanggung jawab atas layanan kesehatan di wilayah Palestina - dengan Hamas.
Pasien dari Gaza yang kritis atau membutuhkan perawatan lanjutan di rumah sakit Tepi Barat atau Yerusalem Timur, harus terlebih dahulu mendapatkan izin yang disetujui oleh PA. Pasien juga harus memperoleh izin keluar pihak berwenang Israel.
Dari tahun 2008 hingga 2022, lebih dari 70.000 atau sepertiga permohonan izin pasien ditunda atau ditolak. Beberapa pasien juga meninggal dunia ketika menunggu jawaban atas permohonan mereka.
Sumber pertanian dan perikanan terbatas
PBB mengatakan sekitar 1,3 juta orang di Gaza mengalami kerawanan pangan. Mereka membutuhkan bantuan karena selama ini kebutuhannya berasal dari impor.
Sekitar 22% dari 12.000 truk berisi barang yang diizinkan Israel dan Mesir melalui penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah pada Agustus 2023 adalah pasokan makanan, menurut PBB.
Pembatasan Israel terhadap akses ke lahan pertanian dan penangkapan ikan telah mengurangi jumlah makanan yang dapat diproduksi oleh warga Gaza.
Area yang berjarak hingga 100 meter dari pagar batas Israel sepanjang 60km dianggap sebagai area "terlarang". Para petani tidak dapat menanam apa pun di sana, meskipun mereka memiliki tanah. Orang lain selain petani tidak diperbolehkan berada dalam jarak 300 meter.
Israel juga memberlakukan batas berlayar di Laut Mediterania. Ini artinya, warga Gaza hanya dapat menangkap ikan dalam jarak tertentu dari pantai - saat ini antara 11-28km - yang mengganggu mata pencaharian sekitar 5.000 nelayan dan pekerja di bidang kelautan.
Dalam konflik terakhir ini, Israel menutup Kerem Shalom dan melarang penangkapan ikan.
Untuk mencoba mengatasi blokade, Hamas telah membangun jaringan terowongan yang digunakan membawa barang-barang ke Jalur Gaza dari Mesir, dan juga sebagai pusat komando bawah tanah.
Israel mengatakan bahwa terowongan-terowongan tersebut juga digunakan para militan menyelundupkan senjata dan bergerak tanpa terlihat. Israel sering menargetkan mereka dengan serangan udara.
Kekurangan air bersih adalah hal yang rutin
Air bersih tidak tersedia untuk 95% populasi di Gaza.
Musababnya, ekstrasi yang berlebihan dari akuifer pesisir, dan instrusi air laut serta limbah. Air yang keluar dari keran menjadi asin dan tercemar, sehingga tidak layak untuk diminum.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kebutuhan minimum untuk kebutuhan air harian adalah 100 liter per orang - untuk minum, mencuci, memasak, dan mandi.
Di Gaza, konsumsi rata-rata sekitar 84 liter. Hanya 27 liter dari jumlah tersebut yang dianggap layak untuk dikonsumsi manusia.
PBB memperingatkan pada tanggal 10 Oktober bahwa keputusan Israel menghentikan pasokan air, listrik dan bahan bakar akan mengakibatkan kekurangan air bersih di Gaza.
PBB mengatakan bahwa pemerintah lokal telah menyerukan warganya untuk menghemat air demi penggunaan yang lebih penting. Pabrik pengolahan air limbah telah berhenti bekerja karena kekurangan bahan bakar.
Hal ini menyebabkan belasan juta galon air limbah mentah dipompa setiap hari ke laut.
Sekolah sebagai tempat penampungan
Banyak anak yang belajar di sekolah-sekolah yang dikelola oleh PBB. Banyak sekolah-sekolah ini juga dijadikan tempat tempat penampungan bagi puluhan ribu orang yang menghindari konflik terbaru.
Menurut badan pengungsi Palestina, UNRWA, 71% dari 278 sekolah di Gaza menjalankan sistem "sif ganda", dengan satu sekolah menerima siswa di pagi hari dan sekolah lainnya di sore hari.
Rata-rata kelas di sekolah berisi 41 siswa pada 2022.
Tingkat melek huruf pada usia 15-19 tahun sebesar 98% pada 2021.
Tingginya angka anak muda yang menganggur
Gaza adalah salah satu wilayah dengan populasi anak-anak muda terbanyak di dunia. Sebanyak 65% populasinya berusia di bawah 25 tahun, menurut CIA World Factbook.
Angka ini leih besar 20% dari Kota London, di mana menurut data sensus tahun 2021, lebih dari 65% penduduknya berusia antara 25 dan 64 tahun.
Lebih dari 80% penduduk di Gaza hidup dalam kemiskinan, dengan tingkat pengangguran termasuk yang tertinggi di dunia, mencapai 45% pada tahun 2022.
Pengangguran kaum muda jauh lebih tinggi, dengan 73,9% orang berusia antara 19 - 29 tahun. Mereka memiliki ijazah sekolah menengah, atau gelar sarjana tapi tidak memiliki pekerjaan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.