Kamis, 9 Oktober 2025

Palestina: Gencatan senjata disepakati di Gaza selatan, perbatasan Rafah dibuka

Amerika Serikat, Israel dan Mesir telah menyetujui gencatan senjata di Gaza selatan bertepatan dengan pembukaan kembali perbatasan…

BBC Indonesia
Palestina: Gencatan senjata disepakati di Gaza selatan, perbatasan Rafah dibuka 

Sebelumnya, militer Israel mengatakan secara langsung kepada penduduk Kota Gaza untuk meninggalkan wilayah bagian utara demi "keamanan dan perlindungan" mereka, saat pasukan Tel Aviv berkumpul menjelang serangan darat.

Sementara itu, PBB telah meminta Israel untuk menarik perintah tersebut. Alasannya, "mustahil" bagi warga Palestina untuk sepenuhnya mematuhi. PBB juga memperingatkan seruan ini akan ada "konsekuensi kemanusiaan yang menghancurkan".

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengutuk keras perintah Israel untuk mengevakuasi 22 rumah sakit yang merawat lebih dari 2.000 pasien di Gaza utara.

WHO mengatakan bahwa nyawa mereka yang berada dalam perawatan intensif atau yang bergantung pada alat bantu hidup, bayi baru lahir di inkubator, dan pasien lainnya, kini sedang dipertaruhkan.

"Memaksa lebih dari 2.000 pasien untuk pindah ke Gaza selatan… sama saja dengan hukuman mati," tulis WHO dalam sebuah pernyataan.

WHO mengatakan sebagian besar petugas kesehatan memilih untuk tetap tinggal, daripada mengambil risiko memindahkan pasien mereka yang sakit kritis, sebuah pilihan yang disebutnya "mustahil".

WHO juga memperingatkan bahwa banyak warga sipil yang mencari perlindungan di sekitar rumah sakit, dan mengatakan bahwa nyawa mereka juga terancam "ketika fasilitas kesehatan dibom".

WHO mengakhiri pernyataannya dengan menyerukan Israel "untuk segera membatalkan perintah evakuasi ke rumah sakit di Gaza utara," dan menyerukan "perlindungan fasilitas kesehatan, pekerja kesehatan, pasien, dan warga sipil".

Pemindahan yang mustahil

Dalam satu ulasan, Kepala Koresponden Internasional BBC di Israel Selatan, Lyse Doucet mengatakan mustahil untuk memindahkan lebih dari satu juta orang dalam waktu sehari.

Hal ini mengingat kondisi jalanan rusak, bom masih berjatuhan, rumah-rumah hancur, sementara lansia dan orang-orang yang terluka masih membutuhkan pertolongan.

Dalam sebuah konferensi pers, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari belum bisa memastikan apakah akan menambah perpanjangan waktu untuk proses relokasi tersebut.

"Ini adalah zona perang, kami berusaha memberikan mereka waktu dan kami melakukan banyak upaya, dan kami memahami bahwa ini tidak akan memakan waktu 24 jam," ujarnya menanggapi pertanyaan BBC pada sebuah konferensi pers mengenai jangka waktu yang dibutuhkan Israel.

Ketika didesak apakah ia mengatakan bahwa IDF memahami akan membutuhkan waktu lebih dari 24 jam untuk mengevakuasi warga Gaza, Hagari menjawab: "Kami memahami bahwa ini akan memakan waktu. Hanya itu yang bisa saya katakan."

Di sisi lain, pihak Hamas mengatakan agar warga jangan pindah. Seorang pejabatnya menggambarkan perintah Israel agar warga pindah ke bagian selatan sebagai "propaganda palsu", dan mendesak warga di sana untuk mengabaikannya.

Potret warga berkemas

Sumber: BBC Indonesia
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved