Rabu, 17 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Kunjungi Rusia, Bahas Pembebasan Sandera dan Perang Israel di Gaza

Anggota senior Hamas mengunjungi Rusia untuk membahas pembebasan sandera dan gencatan senjata untuk hentikan Zionis Israel yang didukung AS dan Barat.

Editor: Sri Juliati
AFP PHOTO\LOUAI BESHARA LOUAI BESHARA / AFP
Wakil ketua Hamas Mussa Abu Marzouk (kiri) berbicara dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Jenderal Intifada Fatah Ahmed Abu Mussa (kanan) di ibu kota Suriah, Damaskus, 13 Desember 2006. -- Abu Marzouk kunjungi Rusia untuk membahas pembebasan sandera. 

TRIBUNNEWS.COM - Perwakilan Hamas Palestina mengunjungi Moskow, Rusia, untuk membahas pembebasan sandera sipil yang ditahan oleh kelompok militan itu pada Kamis (26/10/2023).

Senior Hamas, Abu Marzouk dan Ali Bagheri, termasuk di antara mereka.

Abu Marzouk, anggota senior dewan politik Hamas, memimpin tim yang berkunjung ke Moskow.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pertemuan itu akan fokus pada perlunya gencatan senjata di dan sekitar Jalur Gaza serta penyediaan bantuan kemanusiaan.

Mereka juga akan membahas cara menghentikan kejahatan Zionis Israel yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) dan Barat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengonfirmasi kunjungan Abu Marzouk dan Ali Bagheri pada konferensi pers reguler di Moskow pada Kamis (26/10/2023), dikutip dari The New York Times dan TASS.

Baca juga: Update Perang Israel-Hamas Hari ke-21, Gaza Rilis Dokumen 212 Halaman Berisi Nama 7.028 Korban Tewas

Rusia sebelumnya menawarkan diri sebagai penengah untuk pembebasan sandera asing di Jalur Gaza.

Selain membahas evakuasi warga Rusia, Hamas dan Moskow juga akan membahas pembebasan sandera WNA dari wilayah Gaza.

Mikhail Bogdanov, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia dan Utusan Khusus Rusia untuk Timur Tengah mengatakan, ia dan anggota Hamas Ali Bagheri sepakat untuk berupaya menstabilkan situasi di Gaza.

Hamas Kunjungi Moskow, Israel Kecam Sikap Rusia

Foto ini didistribusikan oleh badan milik negara Rusia Sputnik menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan ilmuwan muda selama kunjungan ke Perusahaan Roket dan Luar Angkasa (RSC) Energia di Korolyov, luar Moskow, pada 26 Oktober 2023.
Foto ini didistribusikan oleh badan milik negara Rusia Sputnik menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan ilmuwan muda selama kunjungan ke Perusahaan Roket dan Luar Angkasa (RSC) Energia di Korolyov, luar Moskow, pada 26 Oktober 2023. (Grigory SYSOYEV / POOL / AFP)

Baca juga: 7.000 Nama Korban Palestina Dirilis, Aktivis Marah karena Joe Biden Ragukan Data RS di Gaza

Pada Kamis (26/10/2023), Kementerian Luar Negeri Israel menyebut keputusan Rusia untuk mengundang delegasi Hamas sebagai langkah tercela.

Menurut Israel, langkah Rusia itu yang memberikan dukungan terhadap kelompok bersenjata dan legitimasi terhadap tindakan mengerikan Hamas.

Kementerian Luar Negeri Israel meminta Rusia untuk segera mengusir perwakilan Hamas dari agenda pertemuan di Moskow, dikutip dari The Times of Israel.

Iran, Qatar, Turki akan Bantu Pembebasan Sandera

Abu Obeida, juru bicara sayap bersenjata Hamas Brigade Ezzedine Al-Qassam, mengadakan konferensi pers di Kota Gaza  (MOHAMMED ABED / AFP)
Abu Obeida, juru bicara sayap bersenjata Hamas Brigade Ezzedine Al-Qassam, mengadakan konferensi pers di Kota Gaza (MOHAMMED ABED / AFP) (AFP/MOHAMMED ABED)

Baca juga: Alasan Sandera Jabat Tangan Pejuang Hamas saat Bebas? Karena Diperlakukan Baik, Ini Kata Sandera Itu

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, menyerukan dukungan untuk membebaskan sandera yang ditahan oleh Hamas dalam Majelis Umum PBB pada Kamis (26/10/2023).

Ia mengatakan, Hamas siap membebaskan sandera sipil yang telah ditahan sejak Sabtu (7/10/2023), dengan imbalan pembebasan warga Palestina dari penjara Israel.

“Berdasarkan perundingan kami, Hamas siap membebaskan tahanan sipil,” katanya.

“Di sisi lain, dunia harus mendukung pembebasan 6.000 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel,” tambahnya.

Yocheved Lifshitz (85) berjabat tangan dengan militan Hamas saat dibebaskan
Yocheved Lifshitz (85) berjabat tangan dengan militan Hamas saat dibebaskan (Screenshot video Telegram Gaza Now)

Pers independen Arab di Lebanon, Al-Mayadeen, melaporkan Hamas bersedia bekerja sama dengan Turki dan Qatar untuk memfasilitasi pemindahan sandera ke tahanan Iran.

Namun, laporan ini tidak menjelaskan apakah pembebasan sandera Hamas akan dilakukan sepihak atau sebagai imbalan bagi pembebasan warga Palestina yang dipenjara.

Sebelumnya, Hamas menyandera kurang lebih 200 warga Israel setelah melakukan serangan terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) melalui Jalur Gaza.

Hamas juga meluncurkan ratusan roket yang menewaskan 1.400 warga Israel.

Sementara itu, lebih dari 7.028 orang terbunuh di Palestina dan lebih dari 17.439 lainnya terluka sejak serangan balasan Israel pada Sabtu (7/10/2023).

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan