Ulama Pakistan 'Tolak' Teori Evolusi Charles Darwin
Para ulama di Pakistan memaksa seorang profesor perguruan tinggi untuk secara terbuka menolak teori evolusi Charles Darwin, karena…
Faizullah Jan, seorang profesor di Universitas Peshawar, percaya bahwa bukan hanya teori Darwin yang tidak dapat diajarkan secara obyektif, tetapi juga beberapa mata pelajaran lainnya.
Pemerintah Pakistan baru-baru ini mengeluarkan sebuah dokumen yang meminta para wakil rektor universitas untuk mencegah pengajaran feminisme.
"Surat edaran tersebut menyebutkan bahwa ancaman ateisme dan feminisme menyebar seperti penyakit di lembaga-lembaga Pakistan, yang menghancurkan struktur moral masyarakat Pakistan," ujar Jan, seraya menambahkan bahwa dia yakin akan ada tindakan lebih jauh dari pihak berwenang Pakistan.
"Hari ini, mereka melarang para guru untuk mengajarkan teori Darwin. Besok mereka akan meminta para guru untuk tidak mengajarkan sisi negatif dari patriarki, dan kemudian... mata pelajaran lain juga akan menyusul."
Para aktivis mengklaim bahwa lingkungan yang mencekik dan pengaruh para ulama ini tidak hanya terbatas pada beberapa daerah atau provinsi saja, tetapi telah menyebar ke seluruh Pakistan dan bagian lain dunia.
Banyak kelompok agama dan sejumlah negara konservatif, yang telah berjuang atau bahkan menolak untuk menerima bukti ilmiah tentang teori evolusi tersebut.
Awal tahun ini di India, Dewan Nasional Penelitian dan Pelatihan Pendidikan, sebuah badan publik yang merancang kurikulum dan buku pelajaran itu, telah memperluas daftar topik-topik yang akan dihilangkan, salah satunya teori evolusi Darwin.
Abdul Hameed Nayyar, mantan profesor di Universitas Quaid-i-Azam, Islamabad, mengatakan bahwa perubahan dalam sektor pendidikan seperti itu bukan yang pertama, sudah terjadi sejak tahun 1980-an.
Dalam pelajaran kimia, para siswa diajarkan bahwa ketika oksigen dan hidrogen dicampur, mereka tidak berubah menjadi air secara otomatis, kata Nayyar kepada DW.
"Namun mereka diberitahu bahwa kedua unsur kimia itu akan berubah menjadi air atas kehendak Allah," tambahnya. "Itu merupakan salah satu cara untuk menunjukkan sejauh mana Islamisasi pada lembaga pendidikan dan silabus."
Nayyar percaya bahwa hal tersebut sangat bertentangan dengan pemikiran ilmiah, di mana dia menyebut bahwa, "Pemikiran ilmiah mengajarkan kita apa yang menjadi fakta ilmiah di sini, hal yang sama di seluruh dunia." (kp/hp)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.