Selasa, 9 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

AS Diduga Desak Qatar Batasi Berita Al Jazeera soal Perang Israel dan Hamas

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken diduga mendesak Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed untuk batasi berita Al Jazeera soal narasi Anti-Israel.

Editor: bunga pradipta p
KARIM JAAFAR / AFP
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (Kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani usai pertemuan dan konferensi pers mereka di Doha pada 13 Oktober 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dilaporkan telah meminta Qatar untuk mengurangi jumlah berita dan liputan Al Jazeera tentang perang Israel dan Hamas Palestina di Gaza yang masih berlangsung.

Media pemerintah Qatar, Al Jazeera, menjadi satu dari sedikit pers yang masih beroperasi di Gaza.

Pers Amerika Serikat (AS), Axios, mengatakan permintaan itu telah didiskusikan dengan para pemimpin Yahudi AS sebelumnya pada Senin (9/10/2023).

Antony Blinken bermaksud meneruskannya kepada Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani, saat berkunjung ke Doha, Qatar pada Jumat (13/10/2023).

“Tampaknya Blinken mengacu pada Al Jazeera versi Arab, bukan versi Inggris,” lapor Axios, mengutip tiga narasumber yang hadir dalam pertemuan Blinken dan para pemimpin Yahudi AS.

Antony Blinken beralasan, berita Al Jazeera dapat meningkatkan risiko konflik yang lebih luas di kawasan itu karena narasi anti-Israel, seperti diberitakan The Guardian.

Baca juga: Hamas Bantah Klaim Israel soal Markas Bawah Tanah di RS Al Shifa di Gaza

Al Jazeera yang memiliki biro yang berfungsi di Gaza, memungkinkan mereka untuk melaporkan dampak destruktif dari pemboman besar-besaran Israel terhadap wilayah tersebut.

Sementara itu pada pekan lalu, pemerintah Israel menyetujui tindakan darurat yang berujung pada penutupan Al Jazeera di Israel yang dinilai membela Hamas.

Keluarga Jurnalis Al Jazeera Terbunuh dalam Serangan Israel

Koresponden Al-Jazeera Wael Al-Dahdouh berduka atas jenazah salah satu dari tiga anaknya yang tewas bersama istrinya dalam serangan Israel di kamp Nuseirat, di rumah sakit Al-Aqsa di Deir Al-Balah di Jalur Gaza selatan, pada 25 Oktober 2023. Ribuan warga sipil, baik warga Palestina maupun Israel, tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza memasuki Israel selatan dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memicu perang yang diumumkan oleh Israel terhadap Hamas dengan pemboman balasan. di Gaza.
Koresponden Al-Jazeera Wael Al-Dahdouh berduka atas jenazah salah satu dari tiga anaknya yang tewas bersama istrinya dalam serangan Israel di kamp Nuseirat, di rumah sakit Al-Aqsa di Deir Al-Balah di Jalur Gaza selatan, pada 25 Oktober 2023. (Majdi FATHI / AFP)

Baca juga: Memanas, Pesan Biden ke Khamenei Direspons Latihan Perang Militer Iran, Ini Bukan Soal Israel-Hamas

Kepala koresponden Al Jazeera, Wael al-Dahdouh, kehilangan seluruh keluarganya dalam serangan udara Israel di sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat pada Rabu (25/10/2023).

Itu adalah tempat mereka pindah setelah peringatan Israel pada Kamis (13/10/2023) untuk warga Palestina di Gaza utara agar pindah ke selatan.

Al Jazeera menyiarkan rekaman Wael al-Dahdouh yang menangis saat dia melihat jenazah putranya di kamar mayat rumah sakit.

Istri, anak perempuan dan cucunya juga tewas dalam serangan bersama 21 orang lainnya.

“Mereka membalas dendam pada kita pada anak-anak kita?” ucapnya sambil berlutut di atas tubuh putranya.

Dalam sebuah pernyataan, Al Jazeera mengatakan pihaknya mengutuk keras penargetan dan pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tak berdosa di Gaza, yang telah menyebabkan hilangnya keluarga Wael al-Dahdouh dan banyak orang lainnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan