Konflik Palestina Vs Israel
Pimpinan 18 Badan PBB Desak Gencatan Senjata di Gaza: Sudah 30 Hari, Cukup Sudah
Para pemimpin PBB mengungkapkan kemarahan atas jumlah kematian warga sipil di Gaza.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Para pemimpin dari 18 badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan gencatan senjata segera dalam perang Israel-Hamas.
Pimpinan 18 badan PBB itu menyatakan keterkejutan dan kengerian atas meningkatnya jumlah korban tewas dalam konflik itu.
Pimpinan semua badan utama PBB mengeluarkan pernyataan bersama yang jarang terjadi pada Minggu (5/11/2023).
“Kita membutuhkan gencatan senjata kemanusiaan segera. Sudah 30 hari. Cukup sudah,” ujar para pemimpin PBB dalam pernyataan bersama, dilansir Al Jazeera.
“Ini harus dihentikan sekarang," lanjutnya.
Baca juga: Masih Pendarahan Usai Persalinan, Salma Radi Mengungsi demi Selamatkan Bayi ke Gaza Tengah
Para pemimpin itu, mengungkapkan kemarahan atas jumlah kematian warga sipil di Gaza.
Sehingga, mereka meminta segera dilakukannya gencatan senjata.
“Selama hampir sebulan, dunia menyaksikan situasi yang terjadi di Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina dalam keterkejutan dan kengerian atas meningkatnya jumlah nyawa yang hilang dan terkoyak,” jelas para pemimpin PBB, dikutip dari NDTV.
Para pemimpin PBB meminta semua pihak untuk menghormati kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional.
Hal itu termasuk untuk melindungi infrastruktur sipil seperti rumah sakit dan sekolah, serta mengizinkan bantuan masuk ke Gaza.
“Tidak dapat diterima bahwa penduduk Gaza tidak mendapatkan barang dan jasa penting serta dibom di rumah, tempat penampungan, rumah sakit, dan tempat ibadah mereka,” kata pemimpin PBB.
Baca juga: Satu Keluarga WNI Belum Berhasil Dievakuasi dari Gaza, Pemerintah RI Masih Berupaya

Para pemimpin PBB juga mengutuk pembunuhan puluhan pekerja bantuan.
“Lebih dari 100 serangan terhadap layanan kesehatan telah dilaporkan,” ujar mereka.
“Puluhan pekerja bantuan telah terbunuh sejak 7 Oktober termasuk 88 rekan UNRWA, jumlah kematian tertinggi di PBB yang pernah tercatat dalam satu konflik," jelasnya.
Diketahui, Israel membalas Hamas dengan serangan udara dan artileri tanpa henti yang telah menewaskan 9.770 orang yang sebagian besar warga sipil, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.
Sementara, lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan, menurut pihak berwenang Israel.
Baca juga: Angkatan Udara Yordania Kirim Bantuan Medis Pakai Parasut ke Rumah Sakit Lapangan Gaza Melalui Udara
PBB meminta Hamas untuk membebaskan lebih dari 240 sandera yang mereka sandera dalam serangan tersebut.
PBB juga mendesak kedua belah pihak untuk menghormati kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional ketika perang berkecamuk.
Para pemimpin PBB mengatakan, lebih banyak makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar harus diizinkan masuk ke Gaza untuk membantu penduduk yang terkepung ketika Israel menyerang dengan tujuan menghancurkan Hamas.

Sebagai informasi, pengeboman besar-besaran terus berlanjut sepanjang malam di seluruh Gaza.
Partai Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk “perang pemusnahan biadab” yang dilakukan Israel.
Militer Israel mengebom setidaknya tiga kamp pengungsi di Gaza selama akhir pekan, termasuk kamp al-Maghazi.
Setidaknya 47 orang tewas dalam serangan di kamp di Gaza tengah pada Sabtu (4/11/2023), menurut Kementerian Kesehatan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.