Konflik Palestina Vs Israel
AS Ketar-ketir Israel Bakal Seret Hizbullah di Lebanon ke Dalam Perang Melawan Hamas
ada rumor bahwa Israel tengah berusaha menyeret milisi Hizbullah di Lebanon ke dalam perang Hamas-Israel.
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Daryono
TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin khawatir Israel akan memperluas perang hingga ke Lebanon.
Sebelumnya, ada rumor bahwa Israel tengah berusaha menyeret milisi Hizbullah di Lebanon ke dalam perang Hamas-Israel.
Jika Hizbullah sudah terseret, hal itu disebut akan turut menyeret AS dan negara-negara besar lainnya ke dalam konflik itu.
Dilansir dari Sputnik Globe, Israel sendiri sudah membantah kebenaran rumor tersebut.
Pada hari Sabtu, (11/11/2023), laman Kementerian Pertahanan AS melaporkan pertemuan Austin telah dengan Menteri Pertahahan Israel Yoav-Gallant.
Dalam pertemuan itu dibahas perang Israel dan Hamas. Austin mengatakan Israel punya hak untuk membela diri.
Baca juga: Mesir Ditekan Israel Agar Tolak Bantuan Iran Buat Gaza
Dia juga menegaskan pentingnya perlindungan terhadap para warga sipil. Di samping itu, dia turut menggarisbawahi perlunya menahan perang agar tidak meluas menjadi konflik regional.
Laporan di atas disebut mengindikasikan bahwa Austin meminta Gallant untuk tidak mengambil langkah-langkah yang berpotensi memunculkan perang besar di antara Israel dan Hizbullah.
Pertemuan Austin dengan Gallant itu terjadi di tengah kekhawatiran yang diungkapkan oleh Amir-Ali Hajizadeh, seorang panglima tinggi di Korps Garda Revolusioner Iran.
Hajizadeh khawatir perang di Gaza saat ini sudah meluas hingga ke Lebanon dan bahkan berpotensi meluas lagi.
"Hari ini kita melihat bahwa perang itu telah meluas dan Lebanon terlibat di dalamnya,” kata Hajizadeh.
Baca juga: Utang Israel Makin Bengkak Jadi 8 Miliar Dolar AS Akibat Perang Lawan Hamas
Hajizadeh yang mengepalai Angkatan Udara Garda Revolusioner Iran mengklaim negaranya tidak takut kepada AS.
AS sendiri sudah mengerahkan dua kapal induk dan setidaknya satu kapal selam di kawasan Timur Tengah.
Di samping itu, AS juga sudah menempatkan tambahan ribuan pasukan dan jet tempur di kawasan itu.
“AS tidak sedang mengancam Iran. Iran tidak dalam posisi ketika siapa pun akan berupaya mengancam Iran, karena kami kini berada di puncak kekuatan militer kami,” kata Hajizadeh menegaskan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.