Sabtu, 6 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Save the Children: 15.000 Bayi Diperkirakan akan Lahir di Gaza Sampai Akhir Tahun Ini

Save the Children mengatakan sekitar 15.000 bayi akan lahir di Gaza, dari pecahnya perang hingga akhir tahun 2023 ini.

FOTO AFP/MOHAMMED ABED
Seorang bayi Palestina menerima perawatan di dalam inkubator di unit perawatan intensif di rumah sakit al-Shifa yang mengalami pemadaman listrik besar-besaran di Kota Gaza pada tanggal 23 Oktober 2014. Rumah sakit tersebut menggunakan generator untuk menyediakan pasokan listrik secara terus menerus. 

TRIBUNNEWS.COM - Save the Children mengatakan sekitar 15.000 bayi akan lahir di Gaza, dari pecahnya perang hingga akhir tahun 2023.

"Semuanya berada dalam risiko besar di tengah meningkatnya kekerasan," kata organisasi itu pada Selasa (14/11/2023).

Dikutip dari Anadolu Agency, dalam siaran persnya, organisasi itu menambahkan, ada sekitar 15 persen ibu melahirkan yang kemungkinan besar mengalami komplikasi.

Prediksi Save the Children berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini yang melaporkan bahwa ada sekitar 180 ibu melahirkan di wilayah kantong Palestina yang terkepung.

"Perawatan medis, air bersih, dan makanan, obat-obatan semakin menipis, dan perempuan hamil atau (ibu) menyusui kesulitan mendapatkan makanan," terang pernyataan Save the Children.

Bahkan rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang sudah menghadapi krisis parah, kini diserang.

Baca juga: Netanyahu Marah Kanada Sebut Israel Bunuh Sipil Gaza, Justin Trudeau: Dunia Jadi Saksi

Sebanyak 100 jenazah warga Gaza, Palestina terancam membusuk  di halaman Rumah Sakit Al-Shifa usai Drone dan Tank militer Israel mengepung kawasan Rumah Sakit sejak sepekan terakhir.
Sebanyak 100 jenazah warga Gaza, Palestina terancam membusuk di halaman Rumah Sakit Al-Shifa usai Drone dan Tank militer Israel mengepung kawasan Rumah Sakit sejak sepekan terakhir. (Al Jazeera)

Ribuan pasien termasuk perempuan hamil dan bayi baru lahir berada dalam bahaya besar.

Maha, seorang anggota staf Save the Children di Jalur Gaza yang mengungsi ke selatan dan berlindung di dekat Rumah Sakit Al Shifa mengakui bahwa situasi di sana sangat mengerikan.

"Wanita hamil ada di lorong (rumah sakit) menjerit kesakitan. Bayi baru lahir tak dikenal di inkubator, tanpa ada anggota keluarga yang masih hidup," katanya.

"Bahan bakar sudah habis. Saya harus mengungsi (lagi)," tambahnya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 22 dari 36 rumah sakit di Gaza kini tidak berfungsi.

Direktur Save the Children di Gaza, Jason Lee menyerukan agar bahan bakar diizinkan masuk ke wilayah terkepung itu untuk menghidupkan generator.

"Bayi-bayi yang dilahirkan berada dalam mimpi buruk, bencana kemanusiaan. Wanita hamil melahirkan tanpa perawatan medis dan bayi prematur meninggal di inkubator," katanya.

"Kekerasan harus dihentikan. Kita memerlukan gencatan senjata. Kita membutuhkannya sekarang," tambahnya.

Baca juga: Biarkan Genosida di Gaza, Biden dan Dua Menterinya Digugat Kelompok HAM AS

Nasib 39 bayi prematur yang ada di unit perawatan intensif neonatal berisiko kehilangan nyawa, usai Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza berhenti beroperasi lantaran kehabisan bahan bakar untuk menyalakan mesin inkubator.
Nasib 39 bayi prematur yang ada di unit perawatan intensif neonatal berisiko kehilangan nyawa, usai Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza berhenti beroperasi lantaran kehabisan bahan bakar untuk menyalakan mesin inkubator. (HO)

Jumlah korban tewas

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan