Konflik Palestina Vs Israel
Ismail Haniyeh Sebut Hamas Hampir Capai Perjanjian Gencatan Senjata dengan Israel
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh sebut pihaknya hampir mencapai perjanjian gencatan senjata dengan pihak Israel.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Sri Juliati
"Tidak ada yang disepakati sampai semuanya disepakati," lanjutnya.
Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Sebut Israel Menderita Kekalahan dan Gagal Hancurkan Hamas
AS Makin Frustasi dengan Israel
Para pejabat AS semakin frustasi terhadap militer dan kepemimpinan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu atas penargetan warga sipil di Gaza.
Kekhawatiran ini terlihat jelas dalam panggilan telepon dan pertemuan selama 40 hari terakhir.
Sumber yang mengetahui diskusi antara pejabat Amerika dan Israel menyebut bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden tidak lagi sependapat dengan pemerintahan PM Netanyahu terkait dengan operasi Gaza.
Hal ini secara siginifikan mengubah kebijakan atau dukungan AS terhadap Israel seperti yang dituntut oleh beberapa anggota Partai Demokrat progresif dalam beberapa hari terakhir.

Baca juga: Ini Negara Arab Pertama yang Menyerukan Hamas untuk Mengalah dan Bebaskan Sandera Israel
Dikutip dari Al Arabiya, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan bahwa "lebih banyak lagi" yang perlu dilakukan untuk melindungi warga sipil di Gaza.
Blinken mengatakan terlalu banyak warga Palestina yang terbunuh dalam beberapa minggu setelah serangan pada 7 Oktober 2023 lalu.
Tanda lain dari perbedaan pandangan adalah ketika Netanyahu mengklaim bahwa Israel akan memiliki otoritas keamanan atas Gaza jika perang saat ini berakhir.
Namun Blinken mengatakan Washington menentang pendudukan kembali atau pengepungan apa pun di Gaza.
Pendudukan Israel yang terus berlanjut atas wilayah Palestina dan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel di Tepi Barat telah menjadi poin perdebatan yang diangkat oleh Blinken dan pimpinan Pentagon.
Baru-baru ini pada Kamis, Blinken mengatakan kepada Benny Gantz, seorang anggota Kabinet Perang Israel, bahwa pemerintah Netanyahu perlu mengambil "langkah-langkah afirmatif untuk meredakan ketegangan di Tepi Barat, termasuk dengan menghadapi meningkatnya tingkat kekerasan ekstremis pemukim".
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.