Konflik Palestina Vs Israel
Kisah Pilu Anak-anak Korban Perang di Gaza: Dijahit Tanpa Anestesi, Tidur Tak Pakai Alas Kasur
Luka seorang anak Palestina dijahit tanpa anestesi karena kurangnya peralatan medis dan obat-obatan di rumah sakit.
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM - Lima pekan setelah PM Israel meningkatkan agresi, organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat bahwa lebih dari 5.500 anak telah terbunuh di Gaza.
Jumlah tersebut melonjak tajam pasca militer Israel melakukan aksi blokade bantuan kemanusian hingga membuat sejumlah rumah sakit besar di Jalur Gaza dilanda krisis pasokan obat – obatan dan perlengkapan medis.
Seperti yang terlihat dalam sebuah video singkat yang dibagikan akun Twitter @softwarnews.
Dalam tayangan tersebut, pemilik akun memperlihatkan seorang bocah korban perang Israel yang tengah menahan kesakitan karena luka yang dialaminya harus dijahit tanpa anestesi.
Baca juga: Gencatan Senjata di Gaza Ditunda Sepihak, PM Netanyahu Perintahkan Militer Israel Gempur Khan Younis
“Luka seorang anak Palestina dijahit tanpa anestesi karena kurangnya peralatan medis dan obat-obatan di rumah sakit,” tulis akun tersebut, dikutip Kamis (23/11/2023).
Sebuah video viral lainnya yang diunggah akun TikTok @arula.official menunjukkan kondisi kedua bayi yang tengah mendapatkan penanganan medis akibat luka-luka yang memenuhi tubuhnya, parahnya bayi tersebut ditempatkan diatas bed rumah sakit tanpa beralaskan kasur.
Video viral yang telah ditonton 427.8 ribu itu sontak mengundang kesedihan dari netizen. Tak sedikit warganet yang dibuat menitihkan air mata usai melihat jeritan tangis yang menderu dari bayi-bayi yang ada di Gaza
“Ya Allah, tnpa kasur tanpa ibu bapak yg mendampingi dgn kondisi tangan kanan dan kiri di infus. ya Allah lindungilah mereka ya Allah," tulis akun @mam*cila.
Gaza Jadi Tempat Paling Berbahaya Di Dunia Bagi Anak-anak
Meningkatnya eskalasi perang hingga memicu lonjakan kematian tembus mencapai lebih dari 14.128 orang, termasuk sedikitnya 5.600 merupakan anak-anak menjadikan Gaza masuk dalam kategori tempat paling berbahaya di dunia.
“Lebih dari 5.300 anak-anak Palestina dilaporkan tewas hanya dalam 46 hari atau lebih dari 115 anak per hari, setiap hari, selama berminggu-minggu. Berdasarkan angka ini, 40 persen kematian di Gaza dialami oleh anak-anak. Ini belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Direktur Eksekutif Dana Anak-anak PBB (UNICEF) Catherine Russell.
“Dengan kata lain, Jalur Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak,” tambah Russell, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Situasi mencekam yang digambarkan sebagai genosida ini mendorong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mengadopsi resolusi agar Israel melakukan perpanjangan jeda gencatan senjata selama beberapa hari.
Sayangnya pasca kebijakan ini disahkan, Israel dengan cepat menolak perintah PBB. Gilad Erdan, duta besar Israel menuduh Hamas dengan sengaja menggunakan strategi untuk memperburuk situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, dan menambah jumlah korban warga sipil Palestina.
“Resolusi itu tidak ada artinya dan tidak sesuai dengan kenyataan karena Israel sejauh ini bertindak sesuai dengan hukum internasional di Gaza,” jelas Duta Besar Israel untuk PBB, Gildan Erdan.
Konflik Palestina Vs Israel
Pasukan Darat Israel Sudah Buka Jalan ke Kota Gaza, Serbuan Besar-besaran Segera Terjadi |
---|
Microsoft Minta Bantuan FBI Hentikan Demo Karyawan yang Minta Putus Hubungan dengan Israel |
---|
Australia Usir Dubes Iran usai Serangan Anti-Yahudi Tahun Lalu, Teheran Janjikan Pembalasan |
---|
Hamas Bantah Klaim Israel, 21 Korban Tewas di Rumah Sakit Nasser Bukan Anggota Pejuang |
---|
Trump akan Pimpin Pertemuan Besar di Gedung Putih Bahas Rencana Kelola Gaza Pascaperang |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.