Konflik Rusia Vs Ukraina
Menerka Fobia Israel, Ada Peran Emak-emak Palestina yang Dianggap sebagai Ancaman
Ketakutan Israel terhadap orang-orang Palestina bukan hanya bersifat fisik atau materi, namun juga bersifat eksistensial.
Editor:
Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Roda Musa Abdelkader Abu Agamiya, 46, wanita Palestina yang dibebaskan dalam pertukaran sandera, menyerukan dukungan pada Hamas untuk melancarkan teror lebih banyak lagi terhadap Israel.
Di tengah kerumunan orang dan sorotan kamera awak media, Abu Agamiya juga meneriakkan slogan-slogan pro-Hamas dan merayakan serangan berdarah terhadap warga sipil Israel pada 7 Oktober lalu.
Seruan itu diikuti banyak orang di sekelilingnya sambil bertepuk tangan penuh semangat.
Agamiya dibebaskan setelah enam bulan di penjara Israel atas tuduhan melakukan kontak dengan organisasi musuh.
Ia tinggal secara ilegal dan dituduh melakukan berbagai pelanggaran keamanan negara.
"Kami adalah pedang Mohamed Deif," seru Agamiya diiringi tangis seperti dikutip The Sun.
Mohamed Deif adalah komandan brigade al-Qassam, sayap militer Hamas. Dia diyakini telah memerintahkan serangan pada 7 Oktober.
Deif telah menghabiskan waktu puluhan tahun bersembunyi di bawah jalan-jalan (terowongan) Gaza dan tetap menjadi “hantu” yang tidak akan pernah bisa dibunuh oleh Israel.
Kebencian Abu Agamiya terhadap Israel bukan perasaan yang asing buat orang Palestina.
Marwan Bishara, seorang analis politik senior Al Jazeera, dalam kolomnya menyebut orang-orang Palestina punya banyak alasan untuk membenci Israel.
Sebab, Israel adalah negara apartheid kolonial yang didirikan di atas reruntuhan tanah air mereka.
Israel secara sadis dan sistematis telah meneror, memblokade dan memenjarakan mereka setelah mengambil kendali atas kehidupan dan penghidupan mereka, serta mengabaikan hak-hak dasar dan kebebasan mereka.
Baca juga: Apa yang diketahui soal jeda pertempuran Israel-Hamas yang diperpanjang di Gaza?
Dor Shachar, orang Gaza dengan nama lahir Ayman Abu Suboh, kini tinggal di Rishon Lezion, Israel, sekira 30 km dari Tel Aviv dan di utara Rehobot, mengungkap bagaimana ia tumbuh dan dididik untuk membenci Israel.
Shachar teringat kakeknya pernah memberi nasihat saat dia kecil.

"Kalau besar nanti, (kata kakek) saya harus membunuh orang Yahudi dan merebut kembali Jaffa karena itu adalah warisan kami," ucapnya dalam sebuah wawancara dengan Maariv seperti dikutip Jerusalem Post.
Konflik Rusia Vs Ukraina
Gedung Putih Ungkap Alasan Trump Ogah Undang Zelensky di KTT Alaska, Takut Ribut Dengan Rusia? |
---|
Bertaruh Nyawa, Pasukan Ukraina Pasang Jaring di Sepanjang Jalan Raya T05 Donbass, Buat Apa? |
---|
Operasi Jaring Laba-Laba: Ukraina Tiru Metode Kartel Narkoba untuk Selundupkan Drone ke Rusia |
---|
Pekerja Korea Utara di Rusia Alami Kondisi Seperti Budak: Libur Cuma 2 Hari Per Tahun |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.267, Putin Telepon Kim Jong Un sebelum Temui Trump |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.