Rabu, 27 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Menerka Fobia Israel, Ada Peran Emak-emak Palestina yang Dianggap sebagai Ancaman

Ketakutan Israel terhadap orang-orang Palestina bukan hanya bersifat fisik atau materi, namun juga bersifat eksistensial.

Editor: Willem Jonata
FADEL SENNA / AFP
Seorang tahanan Palestina memeluk ibunya setelah dibebaskan dari penjara Israel dengan imbalan sandera Israel yang dibebaskan oleh Hamas dari Jalur Gaza, di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki pada 26 November 2023. 

Di masa kanak-kanak, ia juga kena damprat oleh ayahnya karena menerima permen dari seorang tentara Israel dan memakannya.

"Karena rasanya enak, saya membawa pulang bungkusnya dan menunjukkannya kepada ayah saya, karena saya ingin dia membelikan saya permen seperti itu."

"Ayah saya bertanya dari mana saya mendapatkan bungkus permen ini. Saya katakan kepadanya bahwa saya mendapatkannya dari orang Yahudi, dari tentara."

"Dia (ayah saya) bangkit, dan dalam kemarahannya, dia memperingatkan saya untuk tidak mengambil apa pun dari mereka lain kali karena tentara bisa meracuni saya."

Ayahnya juga mendukung segala upaya untuk membunuh orang-orang Israel.

Di sekolah juga begitu. Shachar mengatakan gurunya menyebut orang Yahudi adalah pembunuh anak-anak, pria, wanita, dan orang tua.

"Mereka bilang, orang-orang Yahudi merampas tanah kakekmu, dan kamu akan memperjuangkannya, dan siapa pun yang mati akan menjadi syahid dan masuk surga," kenang pria yang memutuskan pindah agama menganut Yudaisme.

Itulah kenapa di masa Intifada kedua, gerakan perlawanan untuk merebut kembali tanah Palestina, tak sedikit orang Israel terbunuh.

Warga Palestina yang membawa beberapa barang berjalan di tengah reruntuhan bangunan yang hancur di Kota Gaza di jalur Gaza utara setelah berminggu-minggu pemboman Israel, ketika gencatan senjata empat hari mulai berlaku pada 24 November 2023.
Warga Palestina yang membawa beberapa barang berjalan di tengah reruntuhan bangunan yang hancur di Kota Gaza di jalur Gaza utara setelah berminggu-minggu pemboman Israel, ketika gencatan senjata empat hari mulai berlaku pada 24 November 2023. (AFP)

Menurut Institut Internasional untuk Kontra-Terorisme, 887 dari 1.137 warga sipil Israel tewas dalam serangan kurun September 2000 hingga 2005.

Sementara yang luka tercatat 8.341 terluka selama periode tersebut, termasuk 5.676 warga sipil dan 2.665 personel pasukan keamanan.

Mayoritas korban disebabkan bom bunuh diri, meskipun warga Israel juga terbunuh oleh bom yang ditanam (ranjau), penembakan, rajam, penikaman, hukuman mati tanpa pengadilan, roket, dan metode serangan lainnya.

Meski mungkin bukan jawaban yang tepat, Marwan Bishara seorang analis politik Al Jazeera, dalam kolomnya menulis bahwa itu bisa jadi alasan Israel membenci Palestina.

Israel membenci kekerasan dan teror Palestina yang telah menyentuh banyak warga Israel.

Namun, menurut dia, itu tidak ada apa-apanya dibanding kekerasan besar-besaran dan teror negara yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina, yang melancarkan perang penuh dendam dan bersifat preventif, seperti yang terjadi pada akhir pekan lalu.

Ia melanjutkan kebencian Israel terhadap Palestina dibentuk dan didorong oleh tiga sentimen dasar: ketakutan, iri hati, dan kemarahan. Ketakutan adalah faktor utama, bisa jadi tidak rasional namun juga berperan.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan