Jumat, 15 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Serukan Pemecatan Netanyahu, Ehud Barak: Dia Tidak Layak Memimpin Israel

Eks PM Israel, Ehud Barak, menyerukan pemecatan Benjamin Netanyahu karena dianggap tidak layak memimpin Israel.

ABIR SULTAN / KOLAM RENANG / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara selama konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv pada 28 Oktober 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Eks PM Israel, Ehud Barak, menyerukan pemecatan Benjamin Netanyahu karena dianggap tidak layak memimpin Israel. 

TRIBUNNEWS.com - Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak, menyerukan pemecatan terhadap Benjamin Netanyahu.

Oleh Barak, Netanyahu dianggap "tidak layak untuk memimpin Israel".

Pernyataan Barak ini disampaikan dalam sebuah artikel opini yang diterbitkan di media Israel, Haaretz.

Dikutip dari AlJazeera, Barak yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan Jenderal militer, mengatakan Netanyahu "tidak dapat mengatasi" kompleksitas situasi di Israel saat ini.

"Dia (Netanyahu) harus mundur sebelum konsekuensi dari kelemahannya semakin menjadi-jadi," tambah dia.

Baca juga: Militer Israel Rampok Uang Warga Gaza Mencapai Rp 20 Miliar Selama Invasi Darat

Barak menyerukan pembentukan pemerintah persatuan nasional "tanpa Netanyahu dan kelompok ekstrem kanan".

Barak kerap mengkritik Netanyahu yang saat ini menjabat sebagai Perdana Menteri Israel.

Dalam sebuah wawancara bersama France24 pada pertengahan November 2023 lalu, Barak mengatakan Netanyahu tak memiliki kepercayaan dari rakyat maupun tentara Israel.

Seruan soal pemecatan Netanyahu bukanlah yang kali pertama.

Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, sebelumnya juga mendesak pemecatan Netanyahu pada pertengahan November 2023.

Lewat X (dulu Twitter), Lapid mengatakan "waktunya telah tiba" untuk koalisi pemerintahan baru di Israel.

Ia juga memaparkan visinya untuk "pemerintahan rekonstruksi nasiona", yang menurutnya akan dipimpin pemimpin lain dari partai sayap kanan Likud milik Netanyahu, tapi tidak akan menyertakan perdana menteri atau "kaum ekstremis".

"Waktunya telah tiba - kita perlu membentuk pemerintahan rekonstruksi nasional. Likud akan memimpinnya, Netanyahu dan para ekstremis akan digantikan."

"Lebih dari 90 (anggota parlemen) akan menjadi mitra dalam koalisi baru dan rekoneksi," cuit dia, dikutip dari The Hill.

“Yang lemah adalah pemerintah, dan khususnya perdana menteri. Dana koalisi terus mengalir, perawatan para pengungsi dan korban luka adalah kegagalan yang memalukan, tidak ada yang mau repot-repot menutup kantor-kantor pemerintah yang tidak diperlukan, advokasi adalah bencana yang sedang berlangsung."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan