Wawancara 'Komandan Nyamuk' tentang Wolbachia guna Lawan DBD
Nyamuk wolbachia bisa tekan biaya pemberantasan DBD jika diterapkan di area padat penduduk dengan tingkat dengue tinggi, ujar Profesor…
Di Indonesia, demam berdarah pertama dilaporkan pada 1968 di dua dari 29 Provinsi di Indonesia kala itu.
Mengutip laman Laporan Tahunan 2022 tentang Demam Berdarah Dengue (DBD), sejak 2005 hingga sekarang, kejadian dengue terus meningkat hingga mencapai puncaknya pada tahun 2016.
Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, artinya jumlah kasus dengue meningkat.
Hanya saja, meningkatnya kejadian dengue tidak diikuti dengan pola angka kematian tinggi.
Angka kematian akibat DBD yang mencapai 41,3% pada awal ditemukannya penyakit ini telah menurun drastis menjadi kurang dari 1% sejak 2008 sampai saat ini.
Sejauh ini, pencegahan demam berdarah yang sering dilakukan adalah dengan 3M (menguras, mengubur, dan menutup).
Namun ada teknologi baru, yang belakangan kontroversial di Indonesia, untuk menekan angka penderita DBD dan angka rawat inap, yakni dengan menggunakan bakteri wolbachia.
Apa itu wolbachia?
Nama wolbachia belakangan jadi buah bibir lantaran digaungkan sebagai cara mencegah demam berdarah dengue.
Cara ini dianggap kontroversial karena nyamuk pembawa virus penyakit penyebab demam berdarah (Aedes aegypti) digunakan sebagai inang (induk) bakteri ini untuk memerangi penyakit tersebut.
Dengan kata lain nyamuk Aedes vs nyamuk Aedes 'Wolbachia.'
"Wolbachia itu sebenarnya adalah bakteri alami. Bakteri ini ada di alam dan biasanya parasit serangga, misalnya ngengat, kupu-kupu, lalat buah, dan lainnya. Tapi dia tidak ada di nyamuk demam berdarah. Yang dipakai untuk (dimasukkan ke nyamuk pembawa) demam berdarah ini adalah dari lalat buah," kata Profesor Adi Utarini, kepala penelitian nyamuk Aedes 'wolbachia' aegypti di Universitas Gadjah Mada, (UGM), Yogyakarta.
Mengutip laman web World Mosquito Program, bakteri wolbachia ditemukan sejak 1924.
Di 1980, Profesor Scott O'Neil dari University of Queensland, Australia mulai meneliti wolbachia dan dengue.
Akhirnya, di 1994, bakteri wolbachia sukses 'dipindahkan' ke tubuh inang lainnya dalam satu spesies serangga.
Pada 1997, Seymour Benzer, seorang ahli biologi molekuler terkenal, menerbitkan makalah yang melaporkan penemuan strain wolbachia yang dapat memperpendek umur lalat buah Drosophila.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.