Wawancara 'Komandan Nyamuk' tentang Wolbachia guna Lawan DBD
Nyamuk wolbachia bisa tekan biaya pemberantasan DBD jika diterapkan di area padat penduduk dengan tingkat dengue tinggi, ujar Profesor…
Profesor O'Neill membaca makalah Benzer dan menyadari bahwa umur adalah hal penting dalam epidemiologi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
Ia terinspirasi untuk memperkenalkan varian popcorn ke populasi nyamuk untuk memperpendek umur nyamuk.
Dengan cara ini, bahkan pengurangan kecil umur nyamuk pun bisa berdampak besar pada penyakit manusia.
Hubungan wolbachia dengan DBD?
Hubungan antara wolbachia dan demam berdarah mulai ditemukan pada 2009.
Para peneliti World Mosquito Program (WMP) menemukan bahwa nyamuk pembawa demam berdarah secara konsisten menularkan wolbachia kepada keturunannya.
Selain itu, mereka juga menemukan bahwa bakteri wolbachia sebenarnya mencegah replikasi demam berdarah.
"Penemuan ini mengubah fokus penelitian kami. Kita tidak perlu lagi memperpendek umur nyamuk. Jika nyamuk hidup normal, mereka mempunyai lebih banyak waktu untuk berkembang biak dan menularkan wolbachia, yang menghentikan virus (penyebab demam berdarah) agar tidak berpindah dari nyamuk ke manusia," tulis WMP di situs resminya.
"Metode ini mempunyai potensi untuk bertahan sendiri karena nyamuk terus menyebarkan wolbachia dari satu generasi ke generasi berikutnya, tanpa perlu terus-menerus memperkenalkan kembali nyamuk baru yang terinfeksi wolbachia," menurut WMP.
Uji coba wolbachia di Indonesia
Hingga saat ini sudah ada empat fase penelitian terkait wolbacia yang berlangsung di Yogyakarta.
Fase pertama dimulai pada 2011-2012, fase 2 dilakukan 2013-2015 untuk melihat keamanan bakteri, penerimaan masyarakat.
Sedangkan fase 3 dimulai pada 2016-2020 untuk melihat studi dampak yang dilakukan bersama dengan pemerintah daerah dan dinas kesehatan di Kabupaten Sleman.
Fase 4 dimulai pada 2021-2022 sebagai fase implementasi di Kabupaten Sleman dan Bantul, Yogyakarta.
"Di fase dua ini ada peran dari Kementerian Kesehatan, setelah selesai kemudian tim independen dari Kemenristek Dikti dan Balitbankes membentuk analisis risiko untuk melihat keamanannya. Saat trial itu ada steering comitte, kalau ada hal yang dianggap tidak aman maka mereka akan jadi traffic light-nya, mereka yang memutuskan lanjut atau tidaknya," ujar Profesor Adi Utarini, yang biasa disapa Uut.
Peran masyarakat sendiri diperlukan untuk pelepasan nyamuk wolbachia. Ia mengungkapkan bahwa warga diberikan telur nyamuk wolbachia dalam ember yang sudah diberi pakan dan diisi satu liter air.
Dalam 10 hari, nyamuk ini akan berkembang menjadi nyamuk dewasa dan dilepas ke alam. Ember ini akan diganti setiap dua minggu selama 6 bulan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.