Rabu, 19 November 2025

'Hari bersejarah', Majelis Umum PBB dukung gencatan senjata di Gaza secepat mungkin

Lebih dari tiga perempat dari 193 anggota Majelis Umum PBB mendukung gencatan senjata di Gaza.

BBC Indonesia
'Hari bersejarah', Majelis Umum PBB dukung gencatan senjata di Gaza secepat mungkin 

Menurut PBB, daerah yang ditandai di Khan Younis adalah rumah bagi hampir 117.000 orang sebelum perang. Daerah itu juga mencakup 21 penampungan, tempat 50.000 pengungsi saat ini tinggal.

Peta tersebut memberitahu mereka untuk pindah ke al-Fukhari, sebelah timur Khan Younis, dan lingkungan al-Shaboura dan Tal al-Sultan di Rafah, yang sudah penuh sesak.

Kepala juru bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Israel terus beroperasi dengan “kekuatan maksimum terhadap teroris dan infrastruktur Hamas, sambil meminimalkan kerugian terhadap warga sipil yang ditempatkan Hamas di sekitar mereka sebagai tameng”.

“Kami menyebarkan selebaran dengan kode QR yang membuka peta yang memandu warga Gaza ke wilayah yang lebih aman. Peta tersebut dibagi menjadi nomor lingkungan yang menunjukkan ke mana warga sipil di wilayah tertentu harus pergi untuk menghindari baku tembak,” tambahnya.

IDF memberlakukan metode ini karena mendapat tekanan besar dari AS untuk melindungi warga sipil. Namun, koresponden kami di Gaza mengatakan dia telah berbicara dengan warga Palestina di daerah bencana yang tidak mengetahui peta tersebut atau tidak dapat melihatnya karena tidak ada jangkauan internet.

“Ini hanya lelucon, bukan peta, karena kami tidak tahu ke mana harus pergi,” kata seorang pengungsi yang berlindung di Khan Younis.

Sementara itu, seorang ahli bedah ortopedi di Rumah Sakit Eropa di Khan Younis mengatakan kepada BBC bahwa rumah sakit tersebut kewalahan menangani ratusan orang yang terluka.

“Ini kacau – kami tidak dapat menampung pasien lagi dan mereka terus berdatangan,” kata Dr Paul Ley. “Kami memiliki lebih dari 360 orang dalam daftar operasi, yang tidak mungkin ditangani.”

Dr Ley juga mengatakan koridor dan halaman rumah sakit penuh dengan 6.000 hingga 7.000 pengungsi, beberapa di antara mereka adalah petugas medis yang mengungsi dari wilayah utara.

“Anestesi dan obat pereda nyeri adalah masalah besar – persediaan kami perlahan habis sehingga kami menurunkan standar keselamatan kami. Kami tidak pernah meninggalkan rumah sakit dan kehadiran kami di sini telah diberitahukan kepada pihak Israel, namun pecahan peluru telah mencapai rumah sakit,” tambahnya.

Lembaga Médecins Sans Frontières juga memperingatkan bahwa lebih dari 100 orang tewas dan lebih dari 400 orang terluka telah tiba di ruang gawat darurat Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah dalam 48 jam terakhir, dan tidak ada tempat untuk pasien baru.

PBB mengatakan pada hari Senin bahwa empat rumah sakit di wilayah utara beroperasi sebagian dan menerima pasien, dengan layanan terbatas. Ke-12 rumah sakit di wilayah selatan masih berfungsi sebagian, namun kapasitas tempat tidurnya hanya separuh dibandingkan sebelum perang dan hanya satu rumah sakit yang dapat melakukan operasi kompleks.

Kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengatakan kepada pasukannya bahwa IDF juga bertempur “dengan kuat dan secara menyeluruh” di Gaza selatan.

Letnan Jenderal Herzi Halevi berbicara kepada pasukan cadangan dari divisi Gaza tentang tujuan IDF dan aksi pembunuhan terhadap para komandan Hamas.

Sumber: BBC Indonesia
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved