Konflik Palestina Vs Israel
Hamas Tolak Perintah Gencatan Senjata Israel, Tapi Janji Bebaskan Sandera Lansia
Tak hanya itu pimpinan Hamas itu juga meminta Israel untuk membebaskan ribuan tahanan Palestina sebagai imbalan atas lebih dari 100 sandera
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Hamas menolak tegas tawaran baru dari Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu untuk melakukan jeda kemanusian selama seminggu, sebagai bagian dari proses pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza.
“Hamas menolak usulan Israel untuk melakukan gencatan senjata selama seminggu di Jalur Gaza dengan imbalan pembebasan sekitar 40 sandera, termasuk semua wanita dan anak-anak yang masih ditahan oleh kelompok teror tersebut,” ujar pejabat Mesir selaku penengah perjanjian gencatan senjata Israel – Hamas.
Mengutip pejabat Mesir, kepala sayap politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan kepada pejabat intelijen di Kairo bahwa kelompoknya tidak akan melakukan jeda kemanusian dan pembebasan sandera hingga Israel menghentikan serangannya di Jalur Gaza.
Baca juga: Perundingan Buntu, Hamas Tolak Tawarkan Israel, Netanyahu: Kami Lanjutkan Perang Sampai Akhir
Tak hanya itu pimpinan Hamas itu juga meminta Israel untuk membebaskan ribuan tahanan Palestina sebagai imbalan atas lebih dari 100 sandera yang tersisa di Gaza.
Hamas Janji Bebaskan Sandera Lansia
Meski menolak tawaran jeda kemanusian dari Israel, namun Hamas berjanji akan membebaskan sandera pria lanjut usia. Tak dijelaskan secara pasti kapan dan berapa total sandera lansia yang akan dibebaskan Hamas, namun menurut laporan media lokal The Times of Israel pembebasan itu dilakukan lantaran para lansia membutuhkan perawatan medis yang mendesak
Hal itu selaras dengan ucapan sandera Israel yang videonya sempat dibagikan oleh sayap militer Hamas, brigade Al Qassam beberapa waktu lalu. Satu dari tiga sandera yang ada di video, menyatakan bahwa dirinya ditahan bersama lansia yang menderita penyakit kronis.
Sebagai informasi sehari sebelum Hamas menolak perundingan dengan Israel, Haniyeh dikabarkan melakukan kunjungan ke Mesir dengan didampingi delegasi tingkat tinggi Hamas untuk membahas tentang pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Adapun kunjungan Haniyeh ke Mesir kali ini menjadi yang kedua, setelah kunjungan pertama dilakukan Haniyeh pada awal November lalu.
Dari kunjungan itu, perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan militan Hamas menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza selama empat hari. Kedua belah pihak juga sepakat untuk melakukan pertukaran pembebasan tawanan dan sandera.
Hamas dilaporkan telah membebaskan 105 sandera, terdiri dari 80 warga Israel dan sisanya adalah warga asing. Sebagai imbalan atas pembebasan para sandera, Israel membebaskan 210 tahanan Palestina.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.