Konflik Palestina Vs Israel
IDF Salah Tebak, Teriakan Sandera Dianggap Tipuan Hamas, Berakhir Tembak 3 Warga Israel
Pasukan IDF salah menebak teriakan sandera dalam bahasa Ibrani sebagai tipuan Hamas untuk menjebak mereka.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Ketiganya diculik pada 7 Oktober 2023, saat Hamas menyerang perbatasan Israel.
Haim, yang juga drummer band metal, diculik oleh Hamas di Kfar Aza.
Sementara itu, Alon Shamriz, yang merupakan mahasiswa Teknik Komputer, juga diculik dari rumahnya di kawasan Kfar Aza.
Baca juga: Sosok Yotam Haim, Sandera Hamas yang Tewas Ditembak Tentara Israel, Drummer Band Metal
Lalu, Samer Talalka, yang berencana menikah pada musim panas mendatang, diculik di Nir Am, wilayah tempatnya bekerja.
Pembunuhan ketiga sandera itu telah memicu protes di Tel Aviv.
Para demonstran menuntut pihak berwenang membuat rencana baru untuk memulangkan 129 sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Kronologi IDF Tembak 3 Sandera Hamas

Sebelumnya, seorang pejabat militer Israel menuturkan penembakan terhadap Haim dan dua sandera lainnya terjadi saat mereka muncul dalam jarak puluhan meter dari pasukan Israel di daerah Shejaiya.
Mereka, menurut pejabat militer Israel, muncul dalam kondisi tanpa baju dan mengibarkan kain putih.
Namun, tentara Israel salah mengira ketiga sandera itu sebagai anggota Hamas.
"Mereka semua tanpa baju dan ada tongkat yang di atasnya ada kain putih. Tentara kami merasa terancam dan melepaskan tembakan."
"Dia (tentara Israel yang menembak) menyatakan mereka teroris (anggota Hamas), mereka pun melepaskan tembakan, dua orang tewas seketika," kata pejabat itu, dilansir Al Arabiya.
Sandera ketiga terluka dan mundur ke gedung terdekat di mana dia meminta bantuan dalam bahasa Ibrani, lanjut pejabat tersebut.
"Komandan batalion segera melaporkan perintah gencatan senjata, tapi lagi-lagi tembakan mengarah ke sandera ketiga dan dia pun tewas," terang pejabat militer Israel.
Netanyahu Hadapi Amukan Rakyat Israel

Buntut salah tembaknya tiga sandera Hamas, yang juga merupakan warga Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadapi amukan dari rakyatnya sehari setelah insiden terjadi, Sabtu (16/12/2023).
Mereka menuntut Netanyahu untuk menjamin kebebasan para sandera setelah mengakui secara keliru membunuh Yotam Haim, Alon Shamriz, dan Samer Talalka.
Baca juga: Remaja Israel Dipenjara karena Tolak Perang Lawan Hamas di Gaza, Kritik IDF yang Bunuh Sandera
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.