Konflik Palestina Vs Israel
Ajudan Netanyahu Hadapi Dakwaan atas Kebocoran Data Intelijen Israel soal Gaza, Jaksa Ungkap Tujuan
Menurut Jaksa Agung Israel, ajudan Netanyahu diduga membocorkan informasi militer rahasia selama perang Israel di Gaza.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Ajudan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi dakwaan atas tuduhan keamanan sambil menunggu sidang.
Menurut Jaksa Agung Israel, ajudan Netanyahu diduga membocorkan informasi militer rahasia selama perang Israel di Gaza.
Penasihat dekat Netanyahu, Jonatan Urich, telah membantah melakukan kesalahan dalam kasus tersebut, yang mulai diselidiki oleh otoritas hukum pada akhir tahun 2024.
Sementara, Netanyahu menggambarkan penyelidikan terhadap Urich dan para ajudan lainnya bermotif politik.
Pada Senin (14/7/2025), Netanyahu menyatakan bahwa Urich tidak membahayakan keamanan negara.
Pengacara Urich juga mengatakan tuduhan tersebut tidak berdasar dan menegaskan bahwa ketidakbersalahan klien mereka akan dibuktikan tanpa keraguan.
Kata Jaksa
Jaksa Agung Gali Baharav-Miara mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Urich dan seorang ajudan lainnya telah memperoleh informasi rahasia dari militer Israel dan membocorkannya ke surat kabar Jerman, Bild.
"Tujuan mereka adalah untuk membentuk opini publik tentang Netanyahu dan memengaruhi wacana tentang pembunuhan enam sandera Israel oleh mereka penculik Palestina di Gaza pada akhir Agustus 2024," katanya, Minggu (13/7/2025), dilansir Al Arabiya.
Artikel Bild yang dimaksud diterbitkan beberapa hari setelah para sandera ditemukan dieksekusi di terowongan Hamas di Gaza selatan.
Bild menguraikan strategi negosiasi Hamas dalam perundingan gencatan senjata tidak langsung dan sebagian besar sejalan dengan tuduhan Netanyahu terhadap kelompok militan Hamas atas kebuntuan tersebut.
Setelah penyelidikan diumumkan, Bild menyatakan tidak akan mengomentari sumbernya dan artikelnya hanya mengandalkan dokumen asli.
Baca juga: Oposisi Israel Kecam Rencana Netanyahu Bangun Kota Kemanusiaan di Rafah Gaza
Dalam pernyataannya pada Senin, Netanyahu mengatakan pengumuman Baharav-Miara “mengerikan” dan waktu pengumumannya menimbulkan pertanyaan serius.
Pemerintahan Netanyahu telah berbulan-bulan berupaya memecat Baharav-Miara.
Jaksa Agung, yang ditunjuk oleh pemerintahan sebelumnya, telah berselisih dengan kabinet Netanyahu mengenai legalitas beberapa kebijakannya.
Di sisi lain, kematian para sandera memicu protes massal di Israel dan membuat marah keluarga para sandera, yang menuduh Netanyahu menggagalkan perundingan gencatan senjata yang gagal dalam beberapa minggu sebelumnya karena alasan politik.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.