Sabtu, 23 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Sebut Perang Bisa Berlangsung Berbulan-bulan, Hamas Tidak Takut: Kami Punya Kemampuan

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Jenderal Herzi Halevi, mengatakan bahwa perang melawan Hamas akan berlangsung selama berbulan-bulan

Editor: Erik S
HO
Brigade Al Qassam memamerkan rudal anti-bunker buatan Rusia, dalam serangkaian serangan darat melawan tentara Israel di kawasan Jabalia, Gaza Utara. 

TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Israel mengatakan perang melawan Hamas tidak akan berhenti dalam waktu sebentar.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Jenderal Herzi Halevi, mengatakan bahwa perang melawan Hamas akan berlangsung selama berbulan-bulan.

Ternyata, Hamas tidak gentar. Hamas mengaku bisa meneruskan perang melawan Israel hingga berbulan-bulan ke depan.

Baca juga: Biaya Genosida Warga Gaza, Israel Habiskan Dana Perang 66 Miliar Shekel atau Sekira Rp 283 Triliun

Hal itu disampaikan Hamas kepada Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian.

“Hamas punya kemampuan untuk meneruskan pertempuran selama beberapa bulan,” kata Amir-Abdollahian dikutip dari Yedioth Ahronoth, (29/12/2023).

Amir-Abdollahian juga berujar bahwa Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan pesan kepada Iran yang isinya meminta perang di Gaza tidak diperluas.

“Kami membalasnya berkata kepada AS, ‘Kami tidak ingin memperluasnya, tetapi kalianlah yang menginginkannya,” kata dia.

“Perlawanan saat ini kuat dan Hizbullah serta Ansar Allah (Houthi) kini membantu Gaza. Sudah 80 hari dan Hamas belum disingkirkan.

Dia menyebut Hamas hingga saat ini masih berkuasa di Gaza dan mengobarkan perang melawan Israel.

Israel perkirakan perang masih akan berlangsung lama

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Jenderal Herzi Halevi, mengatakan bahwa perang melawan Hamas akan berlangsung selama berbulan-bulan.

Ini karena serangkaian insiden di luar Jalur Gaza dapat memperparah risiko penyebaran konflik.

"Tidak ada solusi ajaib, tidak ada jalan pintas untuk menghancurkan organisasi teroris, yang ada hanyalah perjuangan yang gigih," kata Halevi.

"Kami akan mencapai kepemimpinan Hamas juga, apakah itu membutuhkan waktu seminggu atau berbulan-bulan," kata dia.

Baca juga: Satu Lagi Tentara Israel Diumumkan Tewas, Perwira IDF Dilikuidasi oleh Pejuang Hamas di Gaza Utara

Dilansir dari Reuters, aksi-aksi Israel semakin meningkat menjelang Natal, terutama di daerah pusat tepat di sebelah selatan jalur air musiman yang membelah Jalur Gaza.

Tentara Israel meminta warga sipil meninggalkan daerah tersebut, meskipun banyak yang mengatakan tidak ada tempat yang aman untuk dituju.

"Kami sangat prihatin dengan berlanjutnya pemboman di Gaza Tengah oleh pasukan Israel, yang telah merenggut lebih dari 100 nyawa warga Palestina sejak Malam Natal," kata juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, Seif Magango.

"Pasukan Israel harus mengambil semua langkah yang tersedia untuk melindungi warga sipil. Peringatan dan perintah evakuasi tidak membebaskan mereka dari berbagai kewajiban hukum humaniter internasional," tambahnya.

Israel bertekad untuk menghancurkan Hamas meskipun ada seruan global untuk melakukan gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung selama 11 minggu ini.

Sejak Hamas membunuh 1.200 orang dan menawan 240 sandera pada 7 Oktober, yang merupakan hari paling mematikan dalam sejarah Israel, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menanggapi dengan serangan yang telah meluluhlantakkan sebagian besar wilayah Gaza yang dikuasai Hamas.

Baca juga: Krisis Makanan, Ratusan Pengungsi Gaza Serbu Truk Bantuan UNRWA

Otoritas kesehatan Palestina mengatakan hampir 21.000 orang telah tewas dalam serangan Israel, dan ribuan lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan. Hampir semua dari 2,3 juta penduduk daerah kantong tersebut telah diusir dari rumah mereka, beberapa kali.

Otoritas Gaza telah menguburkan 80 warga Palestina tak dikenal yang mayatnya diserahkan oleh Israel melalui penyeberangan perbatasan Kerem Shalom, kata kementerian kesehatan.

Menurut Wakaf Islam, atau kementerian urusan agama, mayat-mayat tersebut dikumpulkan dari bagian utara Jalur Gaza. Mereka dimakamkan di sebuah parit panjang di pemakaman Rafah di bagian selatan.

"Foto-foto sedang diambil untuk mengidentifikasi mereka nanti," kata seorang perwakilan dari Wakaf Islam Gaza di sela-sela pemakaman

Korban tewas tembus 21.320

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan per Kamis, (28/12/2023), warga Palestina yang tewas karena serangan Israel sudah mencapai 21.320 orang.

Adapun jumlah korban luka tercatat mencapai 55.603 orang.

Dikutip dari The Guardian, sebanyak 85 persen warga Palestina di Gaza telantar setelah militer Israel meminta warga sipil untuk mengevakuasi diri ke Gaza bagian selatan.

Baca juga: Susul UEA, Pakistan juga Larang Perayaan Tahun Baru, Bentuk Solidaritas terhadap Gaza

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan 40 persen penduduk di Jalur Gaza terancam mengalami kelaparan.

PBB juga menyebut setidaknya sudah ada 300 warga Palestina yang tewas di di Tepi Barat sejak perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober lalu. 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan