Senin, 25 Agustus 2025

Gempa di Jepang

Cerita WNI di Jepang: Kami Semua Lari ke Bukit Saat Ada Peringatan Tsunami

Dubes RI untuk Jepang, Heri Akhmadi, mengungkapkan Prefektur Ishikawa terdampak tsunami setelah gempa mengguncang.

Editor: Hasanudin Aco
Yusuke FUKUHARA / Yomiuri Shimbun / AFP
Orang-orang berdiri di dekat retakan besar di trotoar setelah mengungsi ke jalan di kota Wajima, prefektur Ishikawa pada 1 Januari 2024, setelah gempa bumi besar berkekuatan 7,5 melanda wilayah Noto di prefektur Ishikawa pada sore hari. Gelombang tsunami setinggi lebih dari satu meter menghantam Jepang tengah pada tanggal 1 Januari setelah serangkaian gempa bumi dahsyat yang merusak rumah-rumah, menutup jalan raya dan mendorong pihak berwenang mendesak masyarakat untuk lari ke tempat yang lebih tinggi. 

“Kaget sekali. Baru hari ini saya merasakan gempa yang cukup besar sekali, sudah terbiasa, tapi kok makin kencang dan makin menakutkan," jelas Wawan.

"Gedung dirancang sedemikian rupa, akhirnya kita stay di sana dan luar biasa gedenya sampai besi di atas saya itu jatuh. Kalau barang-barang sudah jatuh semua,” ujarnya kemudian.

Wawan mengatakan setelah gempa, pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan tsunami melalui email sehingga ia dan keluarganya memilih tidak kembali ke apartemen dan menuju tempat yang lebih tinggi serta menjauh dari pantai.

Ia mengatakan apartemennya terletak dekat dengan pantai sehingga berisiko tinggi.

“Kita enggak berani balik ke apartemen karena kebetulan apartemennya itu dekat dengan pantai dan kita dapat peringatan dari pemerintah kota lewat email agar mengungsi, jangan kembali ke apartemen.”

Ketika wawancara dilakukan, Wawan dan keluarganya berada di mobil yang diparkir di service area bersama dengan warga Jepang lainnya. Ia mengatakan terus memantau situasi terkini melalui radio.

Barang-barang Jatuh

Hikmah Balbeid, WNI yang tinggal di Kota Kanazawa di Prefektur Ishikawa mengatakan merasakan guncangan gempa yang sangat besar.

“Yang kedua itu besar dan lama, sampai barang di rak itu ada yang jatuh dan ternyata setelah itu rak sepatu bergeser tempatnya.

"Sofa bergeser tempatnya, cucian piring yang sudah kami cuci itu bergeser ke tempat cucian lagi, banyak yang jatuh, dan kami merasa ini gempa tidak sama dengan kayak biasanya,” jelas Hikmah.

Ia mengatakan listrik dan gas di rumahnya masih mengalir, tetapi terjadi pemadaman listrik dan gas di rumah tetangganya. Beberapa jam setelah gempa besar, gempa susulan masih dirasakan.

Hikmah mengatakan belum akan mengungsi, tetapi malam ini tengah berada di tempat pengungsian di sebuah banguan sekolah untuk mengunjungi temannya warga negara Mesir, Nagwa Fekri.

Nagwa yang tinggal di tepi sungai merasa khawatir dan memilih menginap di tempat pengungsian yang disediakan pemerintah karena rumahnya hanya 2 lantai.

“Sejumlah orang akan pulang tapi kami akan menginap karena kami tidak yakin apa yang akan terjadi, karena setidaknya hingga 2 jam lalu masih ada gempa yang cukup kuat.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan