Penyebab kecelakaan kereta api di Cicalengka Bandung, isu keselamatan dan proyek jalur ganda jadi sorotan
Sedikitnya empat orang meninggal dunia akibat tabrakan dua kereta di sebuah jalur yang semestinya hanya boleh dilalui satu kereta.…
Namun sekitar pukul 11.30 WIB, muncul perkembangan terbaru soal jumlah korban tewas ini. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, yang berada di lokasi kejadian, menyebut korban yang sudah dipastikan tewas berjumlah dua, yaitu masinis dan asisten masinis kereta Commuter Line Bandung Raya.
Namun, kata Muhadjir, merujuk sejumlah otoritas di lokasi kecelakaan, terdapat dua orang yang hingga saat ini masih berada di dalam gerbong. Tim penyelamat yang dikoordinasikan Basarnas tengah berupaya mengevakuasi dua korban ini.
"Dua korban itu belum bisa ditentukan statusnya. Semoga mereka bisa diselamatkan," kata Muhadjir.
"Basarnas sudah punya beberapa rencana. Rencana pertama, gerbong ditarik supaya petugas penyelamat bisa masuk. Kalau rencana itu tidak bisa dilakukan, nanti gerbong akan dipotong," ujar Muhadjir.
Pada Jumat sore, PT KAI secara resmi menyatakan bahwa dua korban yang masih berada di dalam gerbong itu juga telah meninggal. Keduanya adalah seorang pramugara KA Turangga dan seorang sekuriti.
Saat tabrakan terjadi, KA Turangga membawa 287 penumpang, kata Ayep Hanapi, Juru Bicara PT KAI DAOP 2. Adapun kereta Commuter Line Bandung Raya mengangkut 191 penumpang.
Dampak dari tabrakan ini, jalur rel antara Haurpugur-Cicalengka "untuk sementara tidak dapat dilalui", kata pejabat PT KAI, dalam keterangan tertulisnya.
Mereka kemudian meminta maaf atas terganggunya pelayanan akibat kecelakaan itu, ujar EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji, Jumat (05/01).
"Bagi perjalanan KA-KA yang akan melintas di wilayah Haurpugur-Cicalengka, KAI akan melakukan upaya rekayasa pola operasi berupa jalan memutar dan pengalihan menggunakan angkutan lain," paparnya.
Proyek jalur ganda senilai Rp1,3 triliun
Dalam proyek jalur ganda senilai Rp1,3 triliun, Kemenhub akan membangun jalur ganda kereta sepanjang 23,5 kilometer dari Kiaracondong hingga Cicalengka.
Proyek itu dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama membentang dari Gedebage hingga Haurpugur sepanjang 14 kilometer. Adapun tahap kedua berfokus pada jalur dari Haurpugur hingga Cicalengka sepanjang 9 kilometer.
Namun saat tabrakan KA Turangga dan kereta Commuter Line Bandung Raya terjadi, proyek tahap kedua belum tuntas.
Selain untuk memotong waktu tempuh kereta dan meningkatkan intensitas layanan kereta, jalur ganda sebenarnya juga bisa menekan risiko kecelakaan kereta. Ini dikatakan Deddy Herlambang, Direktur Eskekutif Institut Studi Transportasi.
Deddy merujuk tabrakan dua kereta pengangkut batu bara pada jalur tunggal di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, 7 November lalu.
"Yang disayangkan, satu tahun setelah kecelakaan itu tidak ada laporan investigasi dari KNKT," kata Deddy.
"Kalau tidak ada yang meninggal, KNKT biasanya tidak melakukan investigasi. Celakanya, saat ini terjadi juga kecelakaan di jalur tunggal.
"Kalau ada investigasi terhadap kecelakaan di Lampung, otomatis akan ada upaya mitigasi karena ada kemungkinan terjadi kecelakaan yang sama. Ternyata benar terjadi lagi," ujar Deddy.
KNKT menyatakan, investigasi terhadap kecelakaan yang terjadi pada tahun 2022 masih dilakukan. Adapun untuk menyelidiki penyebab tabrakan di Cicalengka, KNKT membentuk sebuah tim berisi empat penyelidik.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, menyebut tim tersebut sudah mulai bekerja sejak Jumat (05/01). Mereka ditargetkan menyelesaikan investigasi pada 8 Januari mendatang.
Empat anggota tim investigasi KNKT itu adalah Gusnaedi Rachmanas, Aditya Yudhistira, Yogi Arisandi, dan Agus Marson.
"Kami sedang melakukan pengumpulan data dan informasi faktual, termasuk keterangan para saksi sambil menunggu hasil investigasi," ujar Soerjanto dalam keterangan tertulis.
"Kami akan melakukan analisis menyeluruh terhadap faktor-gaktor yang berkontribusi terhadap kejadian kecelakaan serta melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait," kata Soerjanto.
Dalam beberapa waktu ke depan, KNKT menjanjikan pembaruan informasi secara berkala kepada masyarakat terkait tabrakan kereta ini.
"Kami akan bekerja keras memastikan hasil penyelidikan dapat memberikan pencerahan yang memadai dan tindakan yang tepat untuk meningkatkan keselamatan transportasi kereta api di Indonesia," kata Soerjanto.
Pakar transportasi di Institut Teknologi Bandung, Sony Sulaksono, juga menyebut kerawan di jalur tunggal kereta. Tabrakan seperti yang terjadi di Cicalengka, kata dia, rentan terjadi jika muncul masalah sinyal maupun kesalahan manusia.
Sony menekankan pentingnya pembangunan jalur ganda di jalur selatan Jawa Barat seperti Tahap 2 proyek Kiaracondong-Cicalengka.
"Ke depannya memang harus disegerakan pembangunan double track jalur selatan. Yang sudah double track baru jalur utara. Jalur selatan sempat tertunda," ujar Sony seperti dikutip dari situs ITB.
Berbeda dengan pendapat soal pentingnya jalur ganda menekan kecelakaan, pakar transportasi dari Universitas Indonesia, Ellen Tangkudung, menyebut fokus mestinya ditekankan pada pengaturan lalu lintas kereta. Menurutnya, kecelakaan pada tunggal kereta terus menurun karena pengaturan ketat dengan bantuan teknologi.
"Di setiap stasiun selalu ada petugas PPKA yang mengatur. Dengan teknologi yang sederhana pun bisa berjalan, misalnya seperti penggunaan lampu-lampu di rel," ujar Ellen.
"Jadi jangan dipersepsikan bahwa di jalur tunggal ada kemungkinan kecelakaan yang tinggi. Syaratnya, harus ada pengaturan yang baik.
"Kalau memang dibutuhkan frekuensi perjalanan kereta yang lebih banyak, barulah dibutuhkan jalur ganda karena satu rangkaian kereta bisa menunggu lama di stasiun," kata Ellen.
Apa solusi ke depan?
Deddy Herlambang menyebut langkah perbaikan pascatabrakan KA Turangga dan kereta Commuter Line Bandung Raya bisa dimulai dengan mengganti personel di Stasiun Cicalengka dan Stasiun Haurpugur.
Adapun secara jangka panjang, Deddy mendorong pemerintah dan PT KAI untuk memasang sistem pemberhentian otomatis (automatic train stop/ATS) di setiap lokomotif kereta. Sistem ini sudah dipasang di Kereta cepat Jakarta-Bandung, kereta LRT Jabodebek, dan MRT Jakarta.
Manfaat sistem pemberhentian otomatis ini, kata Deddy, bisa dilihat pada Oktober 2023, ketika Kereta Cepat Jakarta-Bandung secara otomatis berhenti di kilometer 58 Karawang-Padalarang karena seekor domba masuk ke rel melalui celah pagar.
"Obyek kecil seperti domba saja kereta bisa berhenti, apalagi benda besar seperti kereta," kata Deddy.
"Dulu tahun 2007 pernah ada uji coba pemasangan ATS di kereta-kereta PT KAI, tapi tidak dilanjutkan mungkin karena biayanya terlalu mahal. Tapi investasi mahal semestinya tidak masalah demi keselamatan kita semua," kata Deddy.
Berdasarkan data KNKT, pada periode 2018-2022 terjadi 29 kecelakaan kereta di Indonesia. Dari angka itu, 3 di antaranya berupa tabrakan. Mayoritas kecelakaan dalam empat tahun itu adalah kereta anjlok, sebanyak 17 kasus.
Adapun selama tahun 2019-2022 terdapat 1.142 kecelakaan di perlintasan kereta sebidang, merujuk data Kemenhub. Sebanyak 1.004 kasus itu terjadi di perlintasan kereta sebidang yang tidak dijaga.
Pada September 2022, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pernah mempublikasikan kalkulasi mereka bahwa persoalan perlintasan sebidang dapat dituntaskan dengan anggaran sebesar kurang lebih Rp300 triliun.
Laporan tambahan oleh Yuli Saputra, wartawan di Bandung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.