Sabtu, 16 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Balas Dendam, Houthi Mengamuk & Lancarkan Serangan Besar terhadap Kapal AS dengan Drone dan Rudal

Kelompok Houthi melancarkan serangan besar terhadap kapal AS di Laut Merah.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
AFP
Kapal kargo Galaxy Leader yang dibajak kelompok militan Houthi Yaman saat berlayar di Laut Merah menuju Israel, November 2023. Houthi melancarkan serangan terhadap kapal Amerika Serikat di Laut Merah, (10/1/2024). 

Menurut AS, ada 18 drone, 2 rudal penjelajah, dan dua rudal antikapal yang dijatuhkan oleh jet tempur F-18 yang berpangkalan di kapal induk USS Dwight D. Eisenhower dan oleh USS Gravely, USS Laboon, USS Mason, dan HMS Diamond milik Inggris.

"Ini adalah serangan Houthi ke-26 di jalur komerskial di Laut Merah sejak 19 November 2023," kata Komando Pusat AS.

AS mengklaim tidak ada korban luka atapun kerusakan akibat serangan itu.

AS minta PBB bertindak

Beberapa waktu lalu AS meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) segera mengambil tindakan terhadap kelompok Houthi di Laut Merah.

Hal itu lantaran Houthi menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel setelah perang Israel-Hamas meletus.

Baca juga: AS dan Inggris Halau Serangan Besar Houthi, 18 Drone, 3 Rudal Jatuh di Laut Merah

AS juga memperingatkan Iran yang menggelontorkan bantuan keuangan kepada Houthi.

Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Christopher Lu, dalam rapat darurat DK PBB mengatakan Houthi telah melancarkan lebih dari 20 serangan sejak tanggal 19 November 2023.

Houthi mengaku melancarkan serangan yang bertujuan untuk mengakhiri agresi Israel ke Gaza.

Pada hari Rabu, (3/1/2023), Houthi juga mengumumkan bahwa mereka menargetkan kapal baru.

Menurut Sekretaris Jenderal Organisasi Maritim Internasional, Arsenio Dominguez, gara-gara serangan Houthi, sudah ada sekitar 18 perusahaan ekspedisi pengiriman yang mengubah jalur.

Kapal-kapal perusahaan itu menghindari jalur Laut Merah dan memilih mengitari Afrika agar tidak diserang Houthi.

Namun, perubahan jalur itu membuat waktu tempuh perjalan menjadi lebih lama hingga 10 hari. Hal itu berdampak negatif terhadap perdagangan dunia dan menaikkan tarif pengiriman.

mendapatkan bantuan uang dan senjata canggih dari Iran.

Senjata itu di antaranya pesawat nirawak, rudal penjelajah, dan rudal balistik. Menurut Lu, bantuan Iran itu telah melanggar kebijakan sanksi yang dikeluarkan PBB.

“Kami juga tahu bahwa Iran terlibat erat dalam rencana serangan terhadap kapal dagang di Laut Merah,” ujar Lu dikutip dari Naharnet.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan