Konflik Palestina Vs Israel
Nyaris Sendirian di Laut Merah, AS Tak Bisa Diandalkan Lindungi Perdagangan Maritim Internasional
AS dinilai tak bisa diandalkan melindungi perdagangan maritim global dari serangan Houthi Yaman melawan AS, Inggris, dan Israel di Laut Merah
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
AS sendirian, bahkan Tiongkok dan India, yang keduanya memiliki kepentingan komersial di Laut Merah, tidak mengambil tindakan menentang blokade Bab al-Mandab di Yaman di hadapan kapal-kapal Israel dan kapal-kapal yang menuju Israel.
Begitu pun Mesir, yang pendapatannya dari biaya transit kanal turun 40 persen, tidak berani mengambil tindakan karena negara tersebut cemas akan dianggap menyelaraskan diri dengan kelompok pro-Israel sedangan populasinya sangat pro-Palestina.
Di sisi lain, biaya pengiriman melalui Laut Merah melonjak 310 persen sejak November lalu karena AS dan Inggris terus mengerahkan kelompok penyerang mereka di jalur perdagangan global yang strategis, dengan tujuan untuk melindungi kepentingan Israel dari operasi Yaman.
"Ketika Amerika Serikat berupaya untuk menjaga jalur perdagangan tetap terbuka saat ini, pandangan mereka mungkin akan berubah besok dan begitu pula kepentingan mereka dengan kemungkinan kembalinya mantan Presiden Donald Trump ke tampuk kekuasaan, lewat kebijakan proteksionisme isolasionisnya yang bahkan mungkin akan menyebabkan dia menarik dukungannya terhadap perdagangan sekutu utama, seperti Ukraina dan Taiwan," kata Beattie menganalisis soal rapuhnya langkah AS di Laut Merah.
Beattie melanjutkan, AS diandalkan untuk membuka blokade Laut Merah oleh banyak sekutunya yang bahkan tidak mau ikut serta jika perang terjadi.
"Dan bahkan jika Amerika Serikat melakukan hal tersebut (perang lawan Houthi Yaman), mereka (sekutu AS) akan menanggung risiko jika Trump kembali ke pucuk kekuasaan," tulis analis tersebut.
Pandangan ini merujuk pada pertimbangan kalau perekonomian AS sebagian besar bergantung pada Terusan Panama dalam perdagangannya dan tidak memiliki banyak kepentingan di Selat Bab al-Mandab.
"Menjadi jelas bahwa Trump akan terus melakukan apapun (demi AS) kecuali meneruskan apa pun yang dimulai oleh Presiden Joe Biden hari ini," kata Beattie menerangkan alasan negara-negara Sekutu belum mau mengikuti instruksi AS soal Laut Merah saat ini.

Yaman Mengontrol Perdagangan Maritim
Angkatan Bersenjata Yaman pada Rabu melakukan serangan terhadap Kapal Genco Picardy milik Amerika saat kapal tersebut berlayar melalui Teluk Aden, kata juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) Brigadir Jenderal Yahya Saree dalam pengumumannya.
Saree mengatakan serangan itu dilakukan “untuk mendukung penderitaan rakyat Palestina dan sebagai bentuk solidaritas dengan saudara-saudara kita di Jalur Gaza, dan dalam kerangka menanggapi agresi Amerika-Inggris terhadap negara kita.”
Menembakkan beberapa rudal anti-kapal, Angkatan Bersenjata Yaman memberikan "serangan tepat dan langsung" ke Genco Picardy.
Juru bicara tersebut menegaskan kembali, YAF tidak akan ragu untuk menargetkan “semua sumber ancaman di Arab dan Laut Merah, dalam hak sah mereka untuk membela [Yaman] dan mendukung rakyat Palestina yang tertindas.”
Selain itu, Saree memperingatkan Amerika Serikat dan Inggris soal balasan yang tidak dapat dihindari atas serangan dua negara pentolan blok Barat tersebut terhadap Yaman.
Saree menambahkan, setiap agresi baru dari AS dan Inggris “tidak akan berjalan tanpa pembalasan dan hukuman.”
Menyusul agresi Amerika-Inggris yang berulang kali di Yaman, Dewan Politik Tertinggi Yaman di pemerintahan Sanaa menyatakan bahwa sekarang "semua kepentingan Amerika dan Inggris telah menjadi sasaran sah Angkatan Bersenjata Yaman."
Konflik Palestina Vs Israel
Ribuan Warga Gaza yang Terluka akan Ditampung di Pulau Galang, Kemlu: Masih Proses Persiapan |
---|
Manut Usulan Netanyahu, Kabinet Israel Setujui Rencana Pendudukan Kota Gaza |
---|
Netanyahu Ngotot Ingin Ambil Alih Gaza, Hamas: Sandera Dikorbankan demi Kepentingan Politik |
---|
Jadi Tempat Pengobatan Warga Gaza, Pulau Galang Pernah Tampung 250 Ribu Pengungsi Vietnam 17 Tahun |
---|
Israel Krisis Parah Personel Militer, IDF Bentuk Batalyon Tempur dari Orang Lanjut Usia |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.