Sabtu, 20 September 2025

Tetangga Rusia Dianggap 'Lebay' Bakal Diinvasi Putin, Ini Omongan NATO

Mereka menyiapkan bunker, parit, ranjau dan pengamanan gigi naga untuk mengantisipasi datangnya tentara Kremlin ke negeri mereka.

Penulis: Hendra Gunawan
Sputnik
Ilustrasi pengamanan gigi naga, Tiga negara tetangga Rusia membangun bunker di perbatasan termasuk parit dan gigi naga untuk mengantisipasi serangan Moskow. 

“Kami melakukan upaya ini agar masyarakat Estonia dapat merasa aman,” kata

Ia menambahkan bahwa konflik di Ukraina telah menunjukkan bahwa “selain peralatan, amunisi dan tenaga kerja, kita juga memerlukan struktur pertahanan fisik di perbatasan.”

Sebagai bagian dari apa yang disebut “Garis Pertahanan Baltik,” Estonia berjanji untuk membangun ratusan bunker beton, masing-masing berukuran sekitar 35 meter persegi dan mampu menampung 10 tentara.

Mereka akan ditempatkan di sepanjang perbatasan sepanjang 294 kilometer dengan Rusia dan dihubungkan dengan jaringan titik dukungan dan jalur pasokan.

Ranjau darat, kawat silet, dan penghalang anti-tank “gigi naga” akan disimpan di dekatnya sehingga dapat dengan cepat dikerahkan jika diperlukan, Kaido Tiitus, seorang staf di Kementerian Pertahanan, mengatakan kepada stasiun penyiaran negara ERR.

Bunker tersebut dilaporkan harus mampu bertahan dari serangan langsung peluru artileri 152 mm.

Anggaran awal untuk program ini adalah €60 juta ($65 juta). Pembangunannya diperkirakan akan dimulai pada awal tahun 2025. Menurut Tiitus, proses yang paling sulit adalah membeli tanah yang saat ini dimiliki swasta.

“Ada tanda tanya besar mengenai penjualan tanah di tenggara Estonia, misalnya karena masyarakat di sana tidak ingin menjual tanah, karena tanah itu penting bagi mereka, apakah tanah tersebut memiliki nilai tradisional ataukah itu murni tanah pertanian yang menjaga jiwa masyarakat tetap hidup di pelosok negeri ini,” katanya.

Kementerian Pertahanan Estonia memperkirakan bahwa sekitar 600 bunker akan dibutuhkan untuk proyek tersebut, menurut outlet Posttimees.

Sementara itu Moskow menyatakan kekhawatiran negara-negara tersebut hanya 'paranoid' memiliki wilayah diperbatasan dengan Rusia.

Russia Today memberitakan Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutnya hanya sebagai 'omong kosong'.

Putin berpendapat bahwa Rusia “tidak memiliki kepentingan geopolitik, ekonomi atau militer” dalam melakukan hal tersebut.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan