Jumat, 12 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Saat Yahya Sinwar Jadi Topik Nomor Satu di Israel, Pentolan Hamas Bakal Dilepas Hidup-Hidup?

Yahya Sinwar, musuh nomor satu dalam daftar bunuh Tentara Israel itu bahkan merasuk dalam diskusi-diskusi mendasar di meja makan para keluarga Israel

jn/screencapture
Pemimpin Gerakan Hamas, Yahya Sinwar di Jalur Gaza. Sinwar dikabarkan menjadi orang nomor satu yang masuk dalam daftar bunuh tentara Israel. 

Awal pekan ini, media Israel melaporkan bahwa Yerusalem dan Washington baru-baru ini membahas rencana pengasingan anggota senior Hamas sebagai bagian dari gencatan senjata yang lebih luas dan kesepakatan pembebasan sandera.

Baca juga: Kalah Telak, Media Israel: Kesepakatan Gencatan Senjata Baru, Nama-Nama Besar Palestina Bakal Bebas

Para pejabat di lingkaran dalam Netanyahu menyatakan dalam diskusi tertutup baru-baru ini bahwa ini adalah pilihan yang sangat menguntungkan bagi Israel.

Sebab, implikasi dari pengasingan tersebut adalah berakhirnya kepemimpinan Hamas di Gaza.

Ada laporan di masa lalu tentang proposal baru yang diajukan mediator yang mencakup pengasingan para pemimpin Hamas dari Jalur Gaza ke negara ketiga.

Menurut laporan tersebut, sebagai imbalannya, Hamas akan membebaskan seluruh tawanan Israel yang ditahannya.

Pembebasan sandera akan dilakukan secara bertahap hingga penarikan pasukan IDF dari Gaza.

DUDUK DI SOFA - Foto yang terkenal, di mana pemimpin Hamas, Yahya Sinwar duduk di atas sofa di puing-puing reruntuhan rumahnya pada 2021 silam. Foto ini kembali mengemuka seiring klaim PM Israel, Benjamin Netanyahu yang menyebut tentara Israel telah mengepung rumah itu pada perang Gaza, Desember 2023.
DUDUK DI SOFA - Foto yang terkenal, di mana pemimpin Hamas, Yahya Sinwar duduk di atas sofa di puing-puing reruntuhan rumahnya pada 2021 silam. Foto ini kembali mengemuka seiring klaim PM Israel, Benjamin Netanyahu yang menyebut tentara Israel telah mengepung rumah itu pada perang Gaza, Desember 2023. (Haarezt)

Yahya Sinwar bernasib seperti Yasser Arafat

Jika kesepakatan disetujui kedua pihak, Yahya Sinwar akan meninggalkan Gaza dan mengasingkan diri menuju negara ketiga.

Gagasan tersebut terlontar dari para pejabat Israel yang meniru kebijakan pemerintah terdahulu, terhadap Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina Yasser Arafat.

Pada 1982, Arafat dibiarkan meninggalkan Beirut, Lebanon, menuju Tunisia menggunakan perahu.

Arafat pergi dari Lebanon usai perjanjian antara AS dan pemerintah Eropa yang menjamin keselamatannya dalam perjalanan ke Tunisia.

"Sinwar kemungkinan akan melakukan tindakan serupa dari Jalur Gaza," demikian mengutip artikel Jerusalem Post.

(oln/alghd/jn/jp/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan