Kamis, 18 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Peringatan Joe Biden hingga Hamas soal Serangan Israel ke Rafah, Bahayakan Pembebasan Sandera

Berikut pihak-pihak yang memberi peringatan kepada Israel terkait serangannya di Rafah.

Penulis: Nuryanti
MOHAMMED ABED / AFP
Asap mengepul selama pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 12 Februari 2024 di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. 

“Melanjutkan rencana tersebut dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk bagi 1,4 juta orang yang tidak punya tempat lain untuk pergi, dan hampir tidak punya tempat lagi untuk mencari layanan kesehatan,” tulisnya di X.

Arab Saudi dan Mesir

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi telah memperingatkan Israel dalam beberapa hari terakhir.

Arab Saudi memberi peringatan mengenai 'dampak yang sangat berbahaya' jika Israel menyerang Rafah.

Sementara, Mesir telah memperingatkan 'konsekuensi yang mengerikan' dan semakin dalamnya 'bencana kemanusiaan' di kota tersebut.

Baca juga: Pasukan Israel Lakukan Pembantaian Besar-besaran di Rafah, 100 Warga Palestina Tewas akibat Serangan

Anak-anak Palestina di antara reruntuhan bangunan yang dibom Israel di kawasan pengungsian warga Palestina di Rafah, Gaza Selatan.
Anak-anak Palestina di antara reruntuhan bangunan yang dibom Israel di kawasan pengungsian warga Palestina di Rafah, Gaza Selatan. (AFP/Said Khatib/Al Jazeera)

Hamas

Diberitakan The Daily Star, Hamas memperingatkan Israel pada hari Minggu bahwa serangan darat ke Kota Rafah di ujung selatan Gaza, yang dipenuhi pengungsi Palestina, akan membahayakan pembebasan sandera yang ditahan oleh militan di wilayah yang terkepung.

“Setiap serangan yang dilakukan tentara pendudukan di kota Rafah akan menggagalkan perundingan pertukaran,” ujar seorang pemimpin Hamas yang tidak mau disebutkan namanya kepada AFP.

Diketahui, Rafah yang terletak di perbatasan dengan Mesir, tetap menjadi tempat perlindungan terakhir bagi warga Palestina yang melarikan diri dari pemboman tanpa henti Israel di tempat lain di Jalur Gaza dalam perang empat bulan melawan Hamas.

Lebih dari separuh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa telah mengungsi ke Rafah untuk menghindari pertempuran di wilayah lain, dan mereka ditampung di tenda-tenda dan tempat penampungan yang dikelola PBB.

Di sisi lain, Mesir khawatir akan masuknya pengungsi Palestina dalam jumlah besar yang mungkin tidak akan pernah diizinkan kembali.

Baca juga: Ancaman Keras Houthi pada Israel Jika Rafah Diserang: Jalan Kami adalah Eskalasi

Netanyahu mengatakan kepada Fox News Sunday bahwa ada “banyak ruang di utara Rafah bagi mereka untuk pergi” setelah serangan Israel di tempat lain di Gaza.

Ia mengatakan Israel akan mengarahkan pengungsi dengan “selebaran, ponsel, koridor aman, dan hal-hal lain.”

Namun, serangan tersebut telah menyebabkan kehancuran yang luas, dengan sedikit kapasitas untuk menampung orang.

Kebuntuan antara Israel dan Mesir, dua sekutu dekat AS, terjadi ketika kelompok bantuan memperingatkan bahwa serangan di Rafah akan memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza.

Sekitar 80 persen penduduk telah meninggalkan rumah mereka, dan PBB mengatakan seperempat penduduknya menghadapi kelaparan.

Operasi darat di Rafah dapat memutus satu-satunya jalur pengiriman makanan dan obat-obatan.

Sebanyak 44 truk bantuan memasuki Gaza pada hari Minggu, kata Wael Abu Omar, juru bicara Otoritas Penyeberangan Palestina.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan