Jumat, 26 September 2025

Petir dan puting beliung di Jawa Barat, Banjir di Jawa Tengah dan Lampung – Kenapa terjadi cuaca ekstrem dan sampai kapan?

Sejumlah wilayah Indonesia bagian selatan dilanda cuaca ekstrem. Apa penyebabnya dan sampai kapan berlangsung?

BBC Indonesia
Petir dan puting beliung di Jawa Barat, Banjir di Jawa Tengah dan Lampung – Kenapa terjadi cuaca ekstrem dan sampai kapan? 

Wilayahnya juga sudah terbiasa terkena banjir hampir tiap tahun, tapi tingginya biasanya “sepinggang dan sedada”.

“Barang perabotan rusak semua, ada motor, laptop, ijazah, semua rusak,” kata Emir sambil menggelengkan kepala.

Selain Lampung, banjir juga terjadi di sejumlah wilayah di Jambi.

Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) cuaca hujan disebut ekstrem ketika skalanya antara 2 sampai 2.000 kilometer.

Lalu, curah hujan lebat atau lebih 100 mm/hari, dan durasinya berjam-jam, serta waktunya berubah: biasa terjadi sore ke malam, justru terjadi di pagi hari atau dini hari.

Kenapa terjadi cuaca ekstrem dan sampai kapan?

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan cuaca ekstrem yang terjadi beberapa pekan terakhir ini memang berpotensi besar terjadi di wilayah Indonesia bagian selatan: Mulai dari wilayah Lampung, Pulau Jawa-Bali, hingga Nusa Tenggara.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati memperingatkan potensi cuaca ekstrem ini akan terjadi pada periode peralihan musim hujan ke musim panas (pancaroba). BMKG mengestimasi waktunya berlangsung Maret-April 2024.

“Berdasarkan analisis dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG, didapati bahwa saat ini puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian Selatan Indonesia,” kata Dwikorita dalam keterangan resminya.

Hal ini, kata dia, mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim di bulan Maret hingga April.

Kenapa hujan lebih sering sore hingga malam hari?

Lebih lanjut, mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mengatakan salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang terjadi pada sore hingga menjelang malam hari.

Biasanya, hujan akan didahului dengan adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

“Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan,” kata Dwikorita.

Karakter hujan pada periode ini cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat. Apabila kondisi atmosfer menjadi labil maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.

"Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas," jelas Dwikorita.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan