Selasa, 19 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jerman Terkonfirmasi Mau Serang Jembatan Krimea Pakai Rudal Taurus, Perang Rusia-NATO di Depan Mata

Rekaman audio berdurasi hampir 40 menit berisi diskusi para petinggi Militer Jerman seputar rencana penyerangan tersebut terkonfirmasi asli.

AP/Tangkap Layar
Jet tempur melepaskan peluru kendali (Rudal) Taurus buatan Jerman-Swedia. Rudal ini disebut-sebut sangat ditakuti Rusia. Jerman disebutkan akan menyerang langsung Jembatan Kriema yang menjadi simbol penguasaan Rusia atas wilayah aneksasi Krimea dan sekitarnya dari Ukraina. 

Namun tidak dengan Estonia. Negara ini siap mengirimkan tentaranya ke garis depan perang Ukraina mengusir tentara Rusia.

Hal ini dilakukan untuk mengalahkan Rusia yang semakin menggerogoti wilayah tetangganya tersebut dan dianggap mengancam negara-negara NATO di Eropa

Baca juga: Belanda Pasang Badan, Belikan Meriam Ukraina Untuk Serang Rusia

.Hal ini diungkapkan oleh Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas dikutip dari Politico, Kamis (29/2/2024).

“Saya pikir ini juga merupakan sinyal yang kami kirimkan ke Rusia bahwa kami tidak mengesampingkan hal-hal lain," kata Kallas.

Bila ini terjadi, maka Estonia menjadi negara pendukung Ukraina yang bakal mengirimkan pasukannya mendukung Kiev secara langsung dengan tentaranya.

Kallas juga meminta agar anggota NATO lainnya tidak mengesampingkan hal itu.

"Karena semua negara sudah paham bahwa kita harus melakukan segalanya agar Ukraina menang dan Rusia kalah dalam perang ini,” kata Kallas.

Wacana pengiriman bantuan pasukan ke Kiev sebelumnya diungkapkan oleh PM Prancis, Emmanuel Macron usai bertemu dengan sejumlah pemimpin negara NATO beberapa hari lalu.

Baca juga: NATO Disebut Kerahkan 32.000 Tentara dan Ratusan Pesawat di Dekat Perbatasan Rusia-Belarusia

Usai Macron mengatakan hal itu, Sekjen NATO Jens Stoltenberg langsung merespons dengan mengatakan belum ada rencana mengerahkan pasukan ke Ukraina.

Dikutip dari Strana, Menteri Luar Negeri Lituania Gabrielius Landsbergis juga mengatakan bahwa “tidak ada yang boleh diabaikan, tidak ada pilihan yang bisa ditolak begitu saja.”

Mari kita ingat bahwa negara-negara NATO lainnya, termasuk Amerika Serikat, tidak mendukung gagasan Macron. Secara khusus, Italia, Spanyol, Bulgaria dan Hongaria berbicara mengenai topik ini.

Selain itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz dengan tegas menyatakan bahwa di masa depan “tidak akan ada pasukan darat atau tentara di tanah Ukraina yang akan dikirim ke sana oleh negara-negara Eropa atau negara-negara NATO.”

Dan sekretaris pers Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan bahwa London tidak merencanakan “pengerahan pasukan skala besar” di Ukraina.

Respons Rusia

Sementara juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, pengiriman pasukan NATO ke Ukraina sangat berbahaya.

“Mengenai pernyataan Macron, ini adalah sesuatu yang baru, dan jauh lebih berbahaya,” kata Peskov kepada televisi Channel One.

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan