Selasa, 26 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Warga Palestina yang Antre Cari Makan Ternyata Juga Diseruduk Tank Israel, AS Tunjukkan Dua Muka

Banyaknya jumlah korban tewas dan luka-luka, disebabkan bukan hanya karena berondongan peluru tentara Israel, namun juga diseruduk tank Israel

tangkap layar/Photo Credit: AP Photo/Mahmoud Essa
KELAPARAN - Ribuan warga Palestina menunggu datangnya truk bantuan yang ditujukan bagi jutaan pengungsi Gaza yang kelaparan. Pada Kamis (29/2/2024), tentara Israel menembaki kerumuman warga Palestina yang sedang menunggu datangnya bantuan ini, menghasilkan tragedi Tepung Berdarah yang menewaskan 112 warga sipil Palestia di Gaza Utara. 

“Kami tidak memiliki semua fakta di lapangan – itulah masalahnya,” kata wakil duta besar AS untuk PBB Robert Wood kepada wartawan pada Kamis soal alasan veto AS.

Wood kemudian mengklaim ada “laporan yang bertentangan” tentang pembantaian terbaru tentara Israel tersebut.

Dia menekankan, Washington fokus untuk menemukan “beberapa bahasa yang dapat disepakati semua orang.”

Terkait teknis pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, AS secara tersirat juga terus membiarkan Israel melakukan kampanye genosida.

AS memang menyatakan akan mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan darurat ke Gaza, namun dengan cara menerjunkannya lewat udara.

Hal ini disampaikan Presiden AS, Joe Biden, mengatakan pengiriman bantuan udara ke Gaza akan segera dimulai.

AS akan meniru cara Yordania yang sudah mulai duluan berinisiatif memberi bantuan lewat udara karena sulitnya jalur darat karena pembatasan oleh militer Israel.

“Dalam beberapa hari mendatang kami akan bergabung dengan teman-teman kami di Yordania dan pihak lain yang memberikan makanan dan pasokan tambahan melalui udara, dan akan berusaha membuka jalan lain, termasuk kemungkinan koridor laut,” ungkap Joe Biden, dilansir AP News.

Sebuah pesawat militer Yordania (tidak dalam gambar) menjatuhkan bantuan kemanusiaan di atas Rafah dan Khan Yunis di langit selatan Jalur Gaza pada 27 Februari 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. (Photo by SAID KHATIB / AFP)
Sebuah pesawat militer Yordania (tidak dalam gambar) menjatuhkan bantuan kemanusiaan di atas Rafah dan Khan Yunis di langit selatan Jalur Gaza pada 27 Februari 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. (Photo by SAID KHATIB / AFP) (AFP/SAID KHATIB)

Dua Muka Amerika

Insiden pada hari Kamis tersebut tampaknya memang mengubah persepsi dan mendorong Joe Biden untuk menyetujui pengiriman bantuan ke Gaza.

Tapi mengirimnya melalui udara karena Israel terus membatasi akses pasokan kemanusiaan penting melalui jalur darat menjadi wujud nyata dua muka alias hipokrasi AS.

Sejumlah pihak menilai, meski sangat berarti, pengiriman bantuan lewat udara ini sangat tidak efektif karena hanya setara dengan satu-dua truk, sedangkan jumlah warga kelaparan mencapai jutaan orang.

AS dinilai seharusnya mengupayakan bantuan darat secara intensif, termasuk menghukum Israel jika mereka menghalangi atau bahkan membantai warga yang berdatangan.

Cara Yordania mengirimkan bantuan kemanusiaan lewat udara bisa dipahami karena negara tersebut enggan memperburuk konflik dengan risiko personel ataupun kendaraan pengangkut bantuan mereka ditembaki tentara Israel.

Tapi hal ini tidak berlaku bagi AS yang memang berststus sekutu dan supplier kebutuhan perang Israel.

Alih-alih memberikan bantuan teratas lewat udara, AS sejatinya punya akses tak terbatas di jalur darat -baik secara langsung maupun menggunakan pihak ketiga- dalam pengiriman bantuan jika ancaman risikonya cuma datang dari aksi agresif tentara IDF di lapangan.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan