Apakah Kekerasan Seksual Sudah Jadi Hal Normal di India?
Kekerasan seksual terhadap turis asal Spanyol di negara bagian Jharkhand, India, membuat isu kekerasan seksual yang merajalela menjadi…
"Dengan meningkatnya impunitas yang dimiliki para pelanggar dan menyerahnya instrumen peradilan kepada para penguasa politik, membuat pemerkosaan menjadi hal yang sulit untuk diperangi,” tambahnya.
Jaya Velankar, direktur Jagori, sebuah LSM yang menangani isu-isu perempuan, juga melihat adanya peningkatan kejahatan seksual terhadap perempuan, serta perlakuan terhadap mereka yang berada di tingkat paling bawah dalam sistem kasta yang kaku di India. Budaya impunitas dari atas ke bawah menurutnya yang menjadi faktor pendorong.
"Ini adalah reaksi terhadap perempuan yang menempati lebih banyak ruang publik dan menantang hegemoni laki-laki di hampir semua lapisan masyarakat,” kata Velankar kepada DW.
"Kebanyakan laki-laki kewalahan dan tidak tahu bagaimana menangani ego mereka yang terluka dan meluasnya pengangguran telah menciptakan keputusasaan secara keseluruhan,” tambahnya.
Velankar juga merujuk pada rendahnya tingkat hukuman, dimana kasus-kasus terhambat selama bertahun-tahun dalam sistem peradilan pidana India.
"Investigasi yang buruk dalam kasus pemerkosaan dan pengumpulan bukti yang buruk pada tahap awal juga merupakan faktor yang membantu mereka yang berkuasa dan memiliki koneksi politik untuk bebas sepenuhnya dari hukuman,” kata Velankar.
Kegagalan dalam melindungi perempuan
Kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa perempuan dari tingkat terendah dalam hierarki kasta diskriminatif di India yang telah berusia berabad-abad, yang dikenal sebagai Dalit, sangat rentan terhadap kekerasan seksual dan serangan lainnya.
Mereka mengatakan laki-laki dari kasta dominan sering menggunakan kekerasan seksual sebagai senjata untuk memperkuat hierarki gender dan kasta yang represif.
Pemerkosaan beramai-ramai yang fatal terhadap Jyoti Singh, seorang peserta pelatihan fisioterapi berusia 23 tahun, yang dikenal di seluruh dunia sebagai 'Nirbhaya' (yang berarti "tak kenal takut") pada Desember 2012, sebelumnya telah memicu kemarahan di India.
Kejadian itu juga telah mendorong diberlakukannya undang-undang yang lebih ketat mengenai kekerasan seksual sampai akhirnya hukuman mati untuk pemerkosaan diberlakukan.
Meski begitu, kejahatan seksual belum hilang. Sifat pemerkosaan menjadi lebih agresif, lebih brutal dan sampai batas tertentu menjadi bentuk main hakim sendiri dan gangsterisme.
Meskipun terdapat peningkatan dalam jumlah kasus pemerkosaan yang dilaporkan dan semakin banyak perempuan yang angkat bicara, tingkat hukuman di negara ini masih rendah.
Dalam banyak kasus, kurangnya bukti sering disebut-sebut sebagai alasan rendahnya tingkat hukuman atau pembatalan hukuman oleh pengadilan yang lebih tinggi.
"Apa yang terjadi pada turis Spanyol ini benar-benar tidak dapat diterima dan menunjukkan banyak pelanggaran hukum di negara ini,” kata Amod Kanth, mantan pejabat polisi, kepada DW.
"Kami tahu bahwa terdapat banyak kejahatan seksual yang tidak dilaporkan dan hal ini harus diubah.” (rs/gtp)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.