Senin, 8 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Rabi Israel Serukan Pasukan IDF untuk Membunuh Semua Orang di Gaza, Termasuk Bayi dan Lansia

Halakha atau Hukum Yahudi, yang juga diterjemahkan menjadi "cara berperilaku atau bertindak", dianggap sebagai hukum ilahi di kalangan Yahudi

tangkap layar
Kepala lembaga keagamaan Yeshiva Shirat Moshe di Jaffa, Rabbi Eliyahu Mali meminta murid-muridnya yang bertugas di Pasukan Pendudukan Israel (IDF) untuk membunuh semua orang di Gaza dalam konferensi yang diadakan di yeshiva yang berfokus pada perlakuan terhadap penduduk sipil di Gaza selama perang, Jumat (8/3/2024). 

Rabi Israel Serukan Pasukan IDF untuk Membunuh Semua Orang di Gaza

TRIBUNNEWS.COM - Kepala lembaga keagamaan Yeshiva "Shirat Moshe" di Jaffa, Rabbi Eliyahu Mali meminta murid-muridnya yang bertugas di Pasukan Pendudukan Israel (IDF) untuk membunuh semua orang di Gaza.

Jo24 melaporkan, dalam konferensi yang diadakan di yeshiva yang berfokus pada perlakuan terhadap penduduk sipil di Gaza selama perang, ia menyatakan, "Menurut hukum Yahudi, semua penduduk Gaza harus dibunuh."

"Pembunuhan massal warga Palestina di Jalur Gaza “diizinkan berdasarkan prinsip halakhic (Halakha),” tambahnya, menurut situs berita Israel, Ynet.

Baca juga: Presiden Argentina Serukan Pembongkaran Masjid Al Aqsa untuk Alasan Ini

Rekaman seruan Rabi ekstremis ini dipublikasikan beberapa jam yang lalu di YouTube dan tersedia untuk umum.

Rekaman itu berisi tanya jawab seputar Jalur Gaza.

Halakha atau Hukum Yahudi, yang juga diterjemahkan menjadi "cara berperilaku atau bertindak", dianggap sebagai hukum ilahi di kalangan Yahudi Ortodoks seperti Eliyahu Mali, yang menyerukan pemusnahan warga Palestina di Jalur Gaza.

Ketika ditanya apa yang harus dilakukan terhadap bayi dan orang lanjut usia, Mali hanya menjawab, “Sama saja.”

Mali mendirikan sekolah agama Shirat Moshe dan menyerukan kepada murid-muridnya untuk secara ketat mengikuti perintah pasukan pendudukan Israel, dengan mengatakan, jika tentara IOF tidak membunuh warga Palestina, maka warga Palestina akan membunuh mereka.

Perlu dicatat, siswa Shirat Moshe bertugas di IDF, meskipun sekolah Yudaisme Ortodoks lainnya menolak kewajiban dinas militer.

Ekstremis ini menekankan kalau prinsip utama perang di Gaza adalah “tidak ada jiwa yang masih hidup,” dan mendesak Israel untuk melakukan genosida terhadap warga Palestina.

Asap mengepul di atas gedung-gedung di Khan Yunis selama pemboman Israel pada 2 Februari 2024, saat pertempuran berlanjut antara Israel dan kelompok Hamas Palestina di Gaza.
Asap mengepul di atas gedung-gedung di Khan Yunis selama pemboman Israel pada 2 Februari 2024, saat pertempuran berlanjut antara Israel dan kelompok Hamas Palestina di Gaza. (MAHMUD HAMS / AFP)

Korban Jiwa Warga Gaza Tembus 30.878

Seruan Rabi Yahudi ekstrimis ini datang ketika pasukan pendudukan Israel membunuh 30.878 warga Palestina dan melukai 72.402 orang dalam 154 hari.

Baca juga: 8 Keluarga Palestina Dibantai Israel dalam Sehari, Korban Tewas di Gaza Naik Jadi 30.800 Jiwa

Ribuan orang lainnya masih hilang, sebagian besar tewas dan terjebak di bawah reruntuhan akibat bom Israel atau terdampar di jalan-jalan Jalur Gaza, ketika pasukan pendudukan Israel mencegah layanan darurat menjalankan misi mereka.

Kementerian Kesehatan di Gaza menunjukkan bahwa 72 persen dari para korban adalah anak-anak dan perempuan, dan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan bahwa, rata-rata, 63 perempuan terbunuh di Gaza setiap hari.

Kementerian menyatakan bahwa Israel telah melakukan delapan pembantaian, yang mengakibatkan kematian 78 warga Palestina dan 104 orang terluka hanya dalam 24 jam.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan