Sabtu, 11 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Sebelum Serang Rafah, Israel Klaim akan Pindahkan Pengungsi Gaza ke Pulau Kemanusiaan

Israel mengatakan akan memindahkan pengungsi Gaza ke pulau kemanusiaan sebelum serangan di Rafah.

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
AFP/MOHAMMED ABED
Ilustrasi - Orang-orang yang mengungsi dari tenda kemah naik truk berisi barang-barang saat mereka melarikan diri dari Rafah di Jalur Gaza selatan pada 13 Februari 2024. Israel klaim akan memindahkan pengungsi Gaza ke pulau kemanusiaan sebelum serangan di Rafah. 

TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel mengklaim pihaknya berencana memindahkan warga Palestina yang terlantar di Gaza ke apa yang disebutnya 'pulau kemanusiaan' di tengah-tengah jalur tersebut.

Israel mengatakan akan memindahkan pengungsi Gaza ke pulau kemanusiaan sebelum serangan di Rafah.

Sekitar 1,4 juta orang diketahui berlindung di kota selatan setelah melarikan diri dari pertempuran antara pasukan Israel dan Hamas di wilayah utara dan tengah.

Dilansir BBC, hingga kini tidak jelas seperti apa bentuk pulau tersebut.

Belum ada jangka waktu yang diberikan mengenai kapan operasi itu bisa dilakukan.

Namun, militer Israel menyarankan agar bantuan dan perumahan sementara akan diberikan.

Peringatan PBB dan AS

PBB dan Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan bahwa serangan besar-besaran di Rafah bisa menjadi bencana.

Di sisi lain, Israel telah berulang kali mengisyaratkan perlunya operasi semacam itu, dan menegaskan bahwa Hamas tidak dapat sepenuhnya disingkirkan di Gaza tanpa menargetkan Rafah.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan dia belum menerima rincian lebih lanjut soal rencana Israel.

"Perlu melihat rencana untuk menyelamatkan warga sipil dari bahaya dari setiap operasi darat di Rafah dan memastikan mereka mendapatkan makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan," katanya.

Baca juga: Sosok Mohammad Mustafa, Perdana Menteri Palestina Baru yang Pernah jadi Kepala Rekonstruksi Gaza

Serangan Israel ke Rafah

Diberitakan The Week, Israel belum mengungkapkan kapan serangan di Rafah akan dimulai, atau kapan evakuasi akan dilakukan.

Kepala juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan zona yang ditentukan di Kegubernuran Deir el-Balah, yang mencakup 56 km persegi di tengah Gaza, akan menyediakan perumahan sementara, makanan, air, dan kebutuhan lainnya.

Meski begitu, Hagari hanya mengatakan bahwa Israel ingin waktunya tepat secara operasional dan harus dikoordinasikan dengan negara tetangganya, Mesir.

Pasalnya, Mesir mengatakan tidak ingin gelombang pengungsi Palestina melintasi perbatasannya.

Israel telah mengeluarkan ultimatum kepada Hamas bahwa mereka akan menyerang Rafah pada awal Ramadhan, kecuali kelompok tersebut membebaskan sandera yang tersisa.

Batas waktu tersebut telah berlalu pada hari Minggu, namun petunjuk dari Menteri Pertahanan Yoav Gallant menunjukkan tenggat waktu tersebut akan segera tercapai.

Sebelumnya, Hagari mengatakan, masih banyak pertanyaan logistik yang harus dijawab.

Memindahkan lebih dari separuh penduduk Gaza dari Rafah ke pusat jalur tersebut akan memakan waktu, bahkan mungkin berminggu-minggu.

Persediaan mobil saat ini terbatas, begitu juga dengan bahan bakar.

Sehingga kebanyakan orang harus berjalan kaki lagi sambil membawa barang-barang mereka.

Kini, warga Palestina lebih kelaparan dan lemah dibandingkan lima bulan lalu, sehingga hal ini juga akan memperlambat pergerakan skala besar.

Bagian tengah jalur di mana Israel mengusulkan untuk merelokasi mereka telah rusak parah akibat serangan darat dan udara yang berulang kali.

Baca juga: Ikuti Jejak Afsel, 650 Pengacara Chile Adukan Israel ke ICC Atas Genosida di Gaza

Keluarga Palestina, Al-Naji bersiap untuk berbuka puasa pada hari pertama bulan suci Ramadhan sambil duduk di tengah reruntuhan rumah keluarga mereka di Deir el-Balah, Jalur Gaza tengah, pada 11 Maret 2024.
Keluarga Palestina, Al-Naji bersiap untuk berbuka puasa pada hari pertama bulan suci Ramadhan sambil duduk di tengah reruntuhan rumah keluarga mereka di Deir el-Balah, Jalur Gaza tengah, pada 11 Maret 2024. (AFP/-)

Sebagai informasi, daerah sekitar Rafah dekat perbatasan selatan Gaza dengan Mesir, telah menjadi pusat pertempuran dalam beberapa pekan terakhir.

Israel mengklaim wilayah tersebut adalah rumah bagi empat batalyon Hamas dan oleh karena itu merupakan kunci untuk membebaskan sandera Israel yang tersisa.

Daerah ini juga merupakan pintu masuk utama bantuan ke wilayah pesisir.

Kota Rafah yang dulu sepi dianggap sebagai 'zona aman' bagi warga sipil yang mengungsi yang melarikan diri dari pertempuran di utara, lapor Al Jazeera.

Baca juga: Berniat Serang Rafah, Israel Malah Diklaim Sudah Keok di Gaza, Hizbullah: Gagal Capai Tujuannya

Jumlah penduduknya telah meningkat lima kali lipat sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dengan sebagian besar pendatang baru tinggal di bangunan sementara, tenda, atau di tempat terbuka.

Setidaknya 31.341 warga Palestina telah tewas dan 73.134 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang dan puluhan orang ditawan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved