Kamis, 7 Agustus 2025

Film Kiblat timbulkan kontroversi, mengapa disebut 'kampanye hitam terhadap agama' oleh MUI?

Sejumlah sineas dan kritikus film menyebut film-film horor Indonesia yang tayang belakangan ini "memang mengarah pada eksploitasi…

BBC Indonesia
Film Kiblat timbulkan kontroversi, mengapa disebut 'kampanye hitam terhadap agama' oleh MUI? 

Film Kiblat akhir-akhir ini menuai kontroversi.

Sejumlah umat Islam mengecamnya dan bahkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah, Cholil Nafis, menyebut film itu sebagai "kampanye hitam terhadap ajaran agama".

Sejumlah sineas dan kritikus film menilai film-film horor Indonesia yang tayang belakangan ini "memang mengarah pada eksploitasi agama demi meraup keuntungan semata".

Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari sutradara Bobby Prasetyo maupun rumah produksi Leo Pictures atas kecaman dan kritikan tersebut.

Adapun Wakil Ketua Lembaga Sensor Film (LSF), Ervan Ismail, mengatakan Kiblat belum lulus sensor dan masih tahap peninjauan sehingga harus dikembalikan ke rumah produksi. Kendati dia menyebut pihaknya memberikan banyak catatan atas film ini.

Mengapa film Kiblat dikritik?

Sejak dirilis pada Kamis (21/03) lalu, film Kiblat menuai tanggapan negatif dari kalangan sineas, warganet, dan kini tokoh agama.

Di media sosial X, misalnya kebanyakan komentar yang muncul menyebutkan film horor berbau agama ini tidak mendidik, menistakan agama, dan hanya menakuti-nakuti orang sehingga takut untuk beribadah.

Pasalnya di film ini ada adegan saat si tokoh melakukan rukuk, tiba-tiba saja tubuhnya membalik hingga kepalanya menghadap ke atas.

Seperti yang dicuitkan @ManBehindThe9un, "film ini masuk sebagai penistaan agama karena menampilkan gerakan salat rukuk dengan penggambaran iblis atau setan."

Kemudian ada ustaz Hilmi Firdausi @Hilmi28 yang bilang, "dengan segala hormat kepada para pembuat produser film Indonesia, tolong hentikan membuat film horor seperti Kiblat ini. Sama sekali tidak mendidik, bahkan membuat sebagian orang jadi takut salat... dulu kejadian yang sama terjadi pada sekual film Makmum, Khanzab."

Meskipun ada juga yang menilai pesan yang ingin disampaikan dari film ini baik, hanya saja tertutupi oleh poster yang disebut menyeramkan.

Selain dari warganet, sineas sekaligus sutradara Gina S Noer juga menunjukkan keresahannya terhadap film-film horor Indonesia bertema agama yang tayang belakangan ini.

Dia menilai film-film tersebut "sudah masuk ke ranah eksploitasi agama, terutama agama Islam."

"Kebanyakan film horor menggunakan salat, doa, zikir, dan lain-lain cuma jadi plot devices murahan untuk jumpscare karakternya diganggu setan," ucapnya dalam unggahan di Instagram.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan