Demo Mahasiswa Pro-Palestina Meluas di Kampus-kampus AS
Aksi demo mahasiswa AS menuntut gencatan senjata permanen di Jalur Gaza digelar di sejumlah kampus elit dan ditiru di seluruh penjuru…
Di Universitas Yale di Connecticut, polisi hari Senin kemarin menahan 45 demonstran yang lalu didakwa dengan tindak pidana ringan.
Semua sudah dibebaskan dengan syarat wajib mematuhi undangan datang ke pengadilan, kata kepolisian.
Protes di lembaga pendidikan elit AS juga menyebar di banyak kampus lain.
Tuduhan antisemitisme
Protes pro-Palestina di kampus-kampus AS ditengarai ikut ditunggangi ideologi antisemit. Manajemen Universitas New York, misalnya, mengabarkan adanya "yel-yel intimidatif dan sejumlah insiden antisemit," dalam aksi demonstrasi.
Rektor Columbia, Shafik, mengatakan perundungan antisemitisme juga terjadi di kampusnya. "Perselisihan hanya semakin meruncing dalam beberapa hari terakhir," kata dia.
"Ketegangan ini dieksploitasi dan diamplifikasi oleh individu-individu yang tidak berkaitan dengan Columbia dan datang ke kampus untuk mengusung agendanya sendiri."
Kelompok mahasiswa menolak tuduhan antisemitisme yang diarahkan secara umum kepada aksi demonstrasi. Menurut mereka, insiden disebabkan aksi perorangan.
"Kami menolak dengan tegas setiap bentuk kebencian dan mewaspadai individu yang bukan berstatus pelajar berusaha mengganggu solidaritas yang dibangun para mahasiswa kami, baik beretnis Palestina, umat muslim, Arab, Yahudi, berkulit hitam dan semua rekan pro-Palestina yang mewakili keragaman di negeri ini," tulis koalisi mahasiswa di akun Instagramnya.
Israel tidak populer di mata generasi muda
Protes mahasiswa yang meluas diyakini mencerminkan penolakan kaum muda AS terhadap respons Presiden Joe Biden kepada aksi Israel di Jalur Gaza dan wilayah pendudukan di Tepi Barat.
Secara historis, AS adalah sekutu dan pemasok senjata terbesar bagi Israel.
Tapi jumlah korban sipil Palestina yang tinggi dan derasnya protes di dalam negeri mendorong Washington menyurutkan dukungannya.
Namun, desakkan Gedung Putih kepada Israel untuk memperluas zona aman dan membuka akses bantuan kemanusiaan dianggap tidak cukup. Para mahasiswa menuntut pemerintah AS mendesakkan gencatan senjata permanen di Jalur Gaza dan menghentikan bantuan militer bagi Israel.
rzn/as
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.