'Anak-anak saya panik, kenapa gunung kita keluarkan api?' - Warga ketakutan ketika Gunung Ruang kembali erupsi
”Semalam anak-anak saya panik. Mereka bertanya 'Ada apa?' Saya bilang 'Gunung kami meletus lagi. Berdoa biar kita semua selamat..."…
“Kami mengimbau masyarakat mengosongkan daerah dalam radius 7 kilometer tadi, tapi untuk seluruh masyarakat menghindari kawasan pesisir sampai kondisi benar-benar kami nyatakan aman. Ini untuk mewaspadai terjadinya tsunami,” kata Abdul.
Menurut keterangan resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat 15 kali gempa guguran, 237 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 425 kali gempa vulkanik dalam (VTA), 15 kali gempa tektonik lokal, dan enam kali gempa tektonik jauh, pada Senin (29/04).
Abdul mengatakan bahwa kenaikan aktivitas ini berpotensi berkembang menjadi erupsi eksplosif berselingan dengan aliran lava.
“Tampak adanya lontaran lava pijar membumbung ke angkasa disertai material vulkanik dan membuat langit berwarna merah menyala disertai petir yang menyambar-nyambar dan merupakan bagian dari gejala vulkanologi,” kata Abdul dalam keterangannya.
Selain itu, hujan batu dan kerikil juga kembali terjadi termasuk gempa yang dirasakan saat erupsi berlangsung. Hujan batu dan kerikil ini dilaporkan memiliki cakupan yang lebih luas jika dibandingkan erupsi yang terjadi pada 17 April 2024 lalu.
Pakar sebut potensi ancaman tsunami dua arah
Pakar vulkanologi dari ITB, Mirzam Abdurrachman, mengatakan bahwa Gunung Ruang memiliki pola erupsi sekali dalam 30 tahun. Pertama pada 1974 dan kedua pada 2002. Kali ini, erupsi terjadi terlebih dahulu pada 2024.
”Karena waktunya 2036 seharusnya. Tapi bisa jadi sisa magma dari yang di 2002 itu belum keluar semua. Sehingga kita perlu waspada,” kata Mirzam.
Ia menjelaskan bahwa jatuhnya material fisik ke dalam laut atau daerah aliran sungai yang bisa menimbulkan tsunami vulkanik atau yang disebut dengan volcanogenic tsunami.
Tsunami tersebut dikhawatirkan dapat berakibat fatal tidak hanya pada Pulau Ruang sendiri, tetapi juga pulau-pulau yang ada di sekitarnya.
”Yang paling dikhawatirkan memang tsunami. Karena takutnya tubuh gunung apinya itu longsor atau banyak material yang masuk dengan tiba-tiba, menimbulkan dampak di pulau-pulau sekitarnya,“ ungkapnya.
Menurut Mirza, letak Gunung Ruang yang berada di atas pulau di tengah laut, membuat kondisi jauh lebih berbahaya bagi warga yang tinggal di sekitar gunung dibandingkan gunung api di dataran biasa.
Sebab, terdapat potensi erupsi gunung dapat menarik pulau sehingga tenggelam bersama dengan tubuh gunung.
Mirza mengatakan hal tersebut pernah terjadi sebelumnya dengan Gunung Krakatau yang meletus pada 2018 dan berakhir dengan 60% dari tubuh gunung berada di bawah permukaan laut.
“Jadi berkaca dari sana, memang pulau vulkanik atau pulau gunung api ada potensi untuk hilang sebagian atau hilang seluruhnya,“ ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.