Sabtu, 13 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Kirim Pasukan Tambahan, Brigade ke-89 Israel Memasuki Rafah Saat AS Umumkan Dermaga Apung Selesai

Dua peristiwa dalam satu rangkaian ini menimbulkan kekhawatiran kalau akan ada relokasi besar-besaran warga Gaza di Rafah saat tentara Israel menyerbu

khaberni/HO
Pasukan IDF dari divisi infanteri berjalan dengan perlindungan tank saat menyisir wilayah untuk memasuki Rafah, Gaza Selatan. 

Kirim Pasukan Tambahan, Brigade ke-89 Israel Memasuki Rafah Saat AS Umumkan Dermaga Apung Selesai

TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Israel, Maariv, Kamis (16/5/2024) melaporkan kalau Brigade ke-89 tentara Israel (IDF) sudah memasuki pertempuran di Rafah tadi malam.

Adapun Times of Israel melansir, Brigade Komando IDF ini dikerahkan ke Rafah selatan Gaza semalam, untuk bergabung dengan Divisi 162 yang telah beroperasi di bagian timur kota tersebut sejak awal bulan ini.

Langkah ini dilakukan ketika pemerintah Israel menyetujui perluasan serangan di sana.

Baca juga: Rencana Israel Invasi Rafah Kacau-balau, Hamas Cs Paksa Divisi IDF Pontang-panting di Gaza Utara

Secara berbarengan, seorang pejabat Amerika Serikat (AS) Rabu kemarin mengatakan, bahwa pengerjaan perakitan dermaga apung yang akan dioperasikan di lepas Pantai Gaza, telah tuntas dikerjakan.

Militer AS memilih untuk merakit dermaga terlebih dahulu di pelabuhan Ashdod Israel awal bulan ini karena kondisi cuaca di lokasi di mana dermaga tersebut sekarang akan dioperasikan di Gaza.

"Tentara Amerika mulai memindahkan dermaga apung (yag dirakit di Ashdod) ke pantai Gaza sebagai persiapan mengoperasikan pelabuhan yang dijanjikan Presiden Joe Biden untuk mempercepat aliran bantuan kemanusiaan ke Palestina," tulis laporan Khaberni.

Baca juga: Jenderal Mesir Soal Pelabuhan Gaza: Sampulnya Kemanusiaan, Dalamnya Penuh Intrik Kotor AS-Israel

Para pejabat AS berharap dermaga tersebut segera beroperasi di pantai Gaza dan bantuan akan mulai mengalir dalam beberapa hari mendatang.

"Sebelumnya hari ini, komponen dermaga sementara... bersama dengan kapal-kapal militer yang berpartisipasi dalam pembangunannya, mulai dipindahkan dari pelabuhan Ashdod ke Gaza, di mana kapal tersebut akan berlabuh di pantai untuk membantu pengiriman bantuan kemanusiaan internasional," kata pejabat AS yang mengetahui soal masalah tersebut.

Kementerian Luar Negeri Inggris pada Rabu mengatakan, pengiriman bantuan Inggris berjumlah sekitar 100 ton bantuan telah meninggalkan Siprus, menuju ke dermaga sementara baru di Gaza.

Pembangunan dermaga apung di lepas pantai Gaza oleh AS dengan dalih sebagai upaya percepatan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Pembangunan dermaga apung di lepas pantai Gaza oleh AS dengan dalih sebagai upaya percepatan pengiriman bantuan kemanusiaan. (khaberni/HO)

Kekhawatiran akan Pengusiran Paksa

Dua peristiwa dalam satu rangkaian ini menimbulkan kekhawatiran kalau akan ada relokasi besar-besaran warga Gaza di Rafah saat Israel melakukan operasi militer skala besar di kawasan padat pengungsi tersebut.

Kekhawatiran terbesar adalah, pengoperasian dermaga apung sementara itu bukan hanya untuk mentransfer bantuan dari dunia luar ke kantung Gaza, melainkan juga mengusir paksa para pengungsi yang tersisih karena perang mematikan yang akan terjadi di Rafah.

Upaya militer AS membangun dermana sementara ini dilakukan lebih dari enam bulan setelah serangan militan Gerakan Perlawanan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, yang mengakibatkan terbunuhnya 1.200 orang dan penculikan 250 lainnya, menurut statistik Israel.

Israel menanggapinya dengan serangan berkelanjutan di Gaza yang menyebabkan kematian lebih dari 35.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan di Jalur Gaza, yang mana pemboman Israel berubah menjadi tanah tandus, dan memicu peringatan PBB akan terjadinya kelaparan.

Bentrokan terjadi antara pasukan Israel dan militan di Gaza pada hari Rabu, termasuk di kota Rafah, di selatan Jalur Gaza, dalam peningkatan perang yang telah berkecamuk sejak Oktober.

Seiring berjalannya waktu, besarnya korban jiwa akibat serangan Israel menyebabkan protes di seluruh dunia dan memperburuk hubungan dengan Washington, pendukung terbesar Israel.

Israel berusaha menunjukkan bahwa mereka tidak menghalangi masuknya bantuan ke Jalur Gaza.

Para pejabat AS dan organisasi-organisasi bantuan mengatakan beberapa kemajuan telah dicapai, namun mereka memperingatkan bahwa hal itu tidaklah cukup.

Dan Dyckhouse, direktur respon di Badan Pembangunan Internasional AS, mengatakan dalam pernyataan pers pada hari Rabu bahwa Israel masih harus melakukan lebih banyak upaya untuk menghilangkan ketakutan tentang pembunuhan pekerja bantuan di Gaza.

“Secara umum, kami masih belum puas. Kami tidak akan puas selama kami menyaksikan pembunuhan dan cederanya pekerja bantuan,” kata Dyckhaus.

Baca juga: Tentara Israel Bingung, Balik ke Jabalia dan Bom Kamp Pengungsi, Para Ibu Tentara IDF Frustasi

Pasukan IDF dari divisi infanteri berjalan dengan perlindungan tank
Pasukan IDF dari divisi infanteri berjalan dengan perlindungan tank saat menyisir wilayah untuk memasuki Rafah, Gaza Selatan.

Brigade Al Qassam Pimpin Perlawanan di Rafah

Dikutip dari Palestine Chronicle, kelompok sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, memimpin perlawanan di wilayah Rafah.

Al-Qassam melaporkan pejuangnya menembaki pasukan Israel yang telah mengambil alih penyeberangan Rafah menggunakan mortir, tanpa ampun.

Tak hanya itu, Al-Qassam juga mengumumkan mereka berhasil menargetkan kendaraan pengangkut IDF dan tank Israel menggunakan dua perangkat Shawaz di lingkungan Al-Salam bagian timur Rafah.

Sebuah rumah di George Street, yang sebelumnya menjadi jebakan, turut diledakkan Al-Qassam dan mengakibatkan seorang tentara Israel tewas.

Laporan terbaru pada Selasa (14/5/2024), mengatakan operasi militer di Rafah telah meluas hingga mencapai George Street, tempat sebagian besar bentrokan terjadi.

Sementara itu, IDF dilaporkan tengah berusaha memasuki lingkungan Al-Zaytoun yang kini dikuasai kelompok perlawanan Palestina.

Warga Palestina mengatakan mereka juga ikut turun menargetkan beberapa kendaraan militer Israel dan menembaki IDF di antara Jalan No 8 dan Jalan No 10, yang terletak di perbatasan tenggara kamp.

Daerah bentrokan lainnya termasuk Juhr Al-Deek, di timur Gaza, dan tidak jauh dari pagar yang memisahkan Gaza dari Israel.

Selain Rafah dan Zaytoun, Jabalia turut menjadi wilayah yang terus-menerus diserang oleh Israel.

Baca juga: Pasukan Israel Masuk Jebakan Al-Quds di Jabalia, Tewas Diserang dari Dekat, IDF di Rafah Jadi Target

Di Jabalia, pasukan Israel melanjutkan upaya mereka untuk menembus kamp tersebut.

Tentara-tentara IDF melancarkan serangan dari timur Gaza, bergerak dalam garis melengkung, dan menyerang kamp Jabalia dari dua arah berbeda, selatan dan timur.

Pertempuran paling sengit saat ini terjadi di wilayah yang dikenal sebagai sekolah kamp pengungsi Jabalia.

Sekolah-sekolah itu dioperasikan oleh badan pengungsi PBB, UNRWA.

Informasi yang diperoleh Palestine Chronicle, ada ratusan pengungsi yang terjebak di sekolah-sekolah tersebut.

Sementara itu, faksi-faksi perlawanan Palestina masih terus menghadapi serangan militer Israel.

Beberapa brigade melaporkan mereka berhasil meledakkan sejumlah tank dan kendaraan pengangkut IDF di Jabalia.

Hingga Selasa, Palestine Chronicle melaporkan Israel gagal masuk ke kamp pengungsi di Jabalia.

PBB akan Gelar Sidang

Pengadilan Tinggi PBB mengatakan pihaknya akan mengadakan sidang pada Kamis (16/5/2024) dan Jumat (17/5/2024), sebagai tanggapan atas permintaan Afrika Selatan untuk memberlakukan perintah darurat pada Israel demi menghentikan serangan ke Rafah.

Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, akan mendengarkan pendapat pengacara Afrika Selatan pada Kamis, diikuti dengan tanggapan Israel pada hari berikutnya, dilansir Al Arabiya.

Baca juga: Rencana Israel Invasi Rafah Kacau-balau, Hamas Cs Paksa Divisi IDF Pontang-panting di Gaza Utara

Awal bulan ini, Afrika Selatan mengajukan petisi kepada ICJ untuk mengambil tindakan sementara atas serangan ke Rafah.

Afrika Selatan meminta pengadilan agar memerintahkan Israel untuk "segera menarik diri dan menghentikan serangan militernya."

Afrika Selatan juga meminta pengadilan untuk mendesak Israel mengambil "semua tindakan efektif" untuk memfasilitasi akses "tanpa hambatan" bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Hampir 450.000 warga Palestina baru saja mengungsi dari Rafah dalam beberapa hari terakhir, dan sekitar 100.000 dari Gaza utara.

Sementara itu, badan-badan PBB memperingatkan "tidak ada tempat yang aman" di wilayah tersebut.

Perang Gaza paling berdarah ini telah menewaskan sedikitnya 35.173 orang, sebagian besar warga sipil Palestina, menurut kementerian kesehatan Gaza.

  

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan