Jumat, 12 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Rencana Israel Invasi Rafah Kacau-balau, Hamas Cs Paksa Divisi IDF Pontang-panting di Gaza Utara

pertempuran sengit yang memaksa IDF untuk menarik Divisi Terjun Payung ke-98 yang terkonsentrasi di Rafah untuk bergerak ke Gaza utara.

khaberni
Petempur Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas, menyiapkan roket untuk ditembakkan ke pasukan Israel. Perlawanan sengit milisi Palestina di Gaza Utara membuat rencana Israel menginvasi Rafah, Gaza Selatan menjadi kacau karena satu divisi IDF ditarik ke area Gaza Utara untuk mengatasi perlawanan yang terjadi di lokasi tersebut. 

Rencana Israel Menginvasi Rafah Kacau-balau, Hamas Cs Paksa Divisi Terjun Payung ke-98 IDF Ditarik ke Gaza Utara

TRIBUNNEWS.COM - Pakar militer dan strategis asal Yordania, Nidal Abu Zaid, menganalisis perlawanan milisi pembebasan Palestina, Hamas Cs dan sayap-sayap militer mereka, sukses mengacaukan operasi militer Israel di Rafah, Gaza Selatan.

Zaid menjelaskan, ketika pasukan pendudukan Israel (IDF) mengumumkan peluncuran invasi Rafah, milisi perlawanan membuka pertempuran di Jalur Gaza utara di Jabalia dan lingkungan Al-Zaytoun.

Baca juga: Zaytoun di Gaza Membara, Al Qassam Hancurkan Tank Merkava Israel, IDF Kena Jebak di Terowongan

Perlawanan ini menghasilkan pertempuran sengit yang memaksa IDF untuk menarik Divisi Terjun Payung ke-98 yang terkonsentrasi di Rafah untuk bergerak ke Gaza utara.

"Hal ini dikarenakan pasukan pendudukan mengira akan melakukan operasi cepat untuk mengatasi kantong perlawanan di Jabalia dan Al-Zaytoun," kata Zaid dilansir Khaberni, Selasa (14/5/2024).

Namun, rupanya milisi pembebasan Palestina memberikan perlawanan sengit yang memaksa divisi tersebut untuk terus bertempur di Gaza utara.

"Hal ini mengacaukan rencana invasi IDF ke Rafah sebagai akibat hilangnya seluruh divisi yang awalnya diperlengkapi untuk bekerja dengan Divisi Lapis Baja ke-162 di Rafah," kata Zaid.

Baca juga: Israel Salah Langkah di Jabalia, Al Qassam Robohkan 30 IDF Sekali Tepuk, Jenderal Ambruk di Zaytoun

Pengambilan gambar yang diambil dari rekaman video AFPTV ini menunjukkan warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza, pada 1 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina.
Pengambilan gambar yang diambil dari rekaman video AFPTV ini menunjukkan warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza, pada 1 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. (AFP)

Tak Mau Ladeni Serius IDF di Zaytoun dan Jabalia

Abu Zaid menambahkan, pihak milisi perlawanan, Hamas Cs tidak menginginkan adanya bentrokan serius dengan pasukan pendudukan Israel, baik di Jabalia, lingkungan Zaytoun, atau bahkan Rafah.

"Karena operasinya milisi perlawanan berfokus pada melelahkan pasukan pendudukan dan bukan pad apertempuran yang menentukan," katanya.

Hamas Cs, kata Zaid, berusaha untuk menghasilkan kerugian-kerugian besar di pihak Israel dalam operasi serangannya secara hit and run tersebut.

"Dengan begitu, IDF akan mengerahkan sumber daya intelijen yang lebih besar dari unit-unit pendudukan, yang jelas masih mengalami kelemahan dalam upaya tersebut," katanya..

 Abu Zaid menambahkan bahwa hari ini, 14 Mei, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Negara Entitas Zionis.

Oleh karena itu, Abu Zaid berharap Hamas Cs akan melakukan operasi khusus yang menegaskan kemampuannya dalam menimbulkan kerugian pada pasukan pendudukan bahkan pada hari yang disebut dengan Hari Kemerdekaan Negara Pendudukan tersebut.  

Baca juga: Abu Obeida: Pemboman Israel Bikin Al Qassam Hilang Kontak dengan Penjaga 4 Sandera, Ada Hersh Polin

Mengenai pernyataan juru bicara perlawanan, Abu Obeibaida, mengenai hilangnya kontak dengan sejumlah penjaga 4 tahanan Israel, Abu Zaid menegaskan kalau hal tersebut termasuk dalam kerangka kemampuan Brigade Al Qassam untuk menyelaraskan dimensi lapangan dan media

"Hal itu berpengaruh terhadap keadaan psikologis di dalam negeri Israel, meskipun hal itu tidak mencapai tingkat ancaman nyata terhadap pemerintahan Netanyahu, tetapi hal ini tidak diragukan lagi akan berdampak pada keputusan di tingkat politik dan bahkan militer," kata Abu Zaid.

Asap membumbung ke udara pasca pemboman Israel atas Kota Rafah di Gaza Selatan pada 11 Februari 2024.
Asap membumbung ke udara pasca pemboman Israel atas Kota Rafah di Gaza Selatan pada 11 Februari 2024. (AFP/Al Mayadeen)

Mengebom Tanpa Sasaran

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan