Minggu, 17 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Kebakaran Jenggot Soal Rafah, Mesir Diyakini Jaga Hubungan dengan Israel Karena Insentif Ekonomi

Niat Israel tentang pemindahan warga Palestina ke Mesir telah mengguncang Kairo, begitu pula dengan pengambilalihan perbatasan Rafah oleh Israel.

tangkap layar Memo/Getty Images
SIAGA TEMPUR - Puluhan tank dan kendaraan lapis baja Mesir dalam status siaga tempur di wilayah Sinai dekat perbatasan Rafah. Pengerahan militer Mesir itu tersebut terjadi menjelang perluasan operasi militer Israel (IDF) di sekitar kota Rafah di Gaza selatan. 

“Bahan bakar Israel masuk ke Mesir. Baik Yordania dan Mesir juga memperbarui perjanjian pembagian air mereka, meskipun ada ketegangan dalam hubungan politik bilateral,” katanya.

Pada bulan Desember, dua bulan setelah pecahnya perang Israel-Hamas, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina menuduh Israel berusaha memindahkan warga Gaza ke Mesir.

Beberapa politisi Israel secara terbuka mendukung gagasan tersebut.

Mesir secara konsisten menolak kemungkinan relokasi warga Gaza ke wilayahnya, baik sementara maupun permanen.

“Desakan Israel untuk merelokasi pengungsi ke Mesir memicu keamanan nasional negara tersebut,” kata Nourhan N. Moussa, seorang pengacara internasional dan profesor hukum yang berbasis di Kairo, kepada The Media Line.

Kekhawatiran keamanan nasional Mesir berkaitan dengan ancaman infiltrasi Hamas ke perbatasannya.

"Kelompok ini sangat punya ikatan tersendiri dengan Mesir karena hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin, yang dilarang di Mesir dan dipandang sebagai ancaman terhadap partai yang berkuasa," tulis ulasan tersebut.

Para pemimpin Mesir juga khawatir mengenai potensi tekanan masuknya pengungsi yang dapat berdampak pada perekonomian negara yang sudah tidak stabil.

“Mesir mempunyai hak untuk melindungi diri dengan membangun penghalang fisik di perbatasan Gaza, menghancurkan terowongan bawah tanah yang terhubung ke wilayahnya dan menghalangi jalan masuk,” kata Moussa.

Awal bulan ini, pasukan Israel menguasai sisi Gaza di perbatasan Rafah dengan Mesir, tempat sebagian besar bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.

Sejak itu, penyeberangan perbatasan ditutup, dan Israel dan Mesir saling tuding mencegah pembukaan kembali penyeberangan tersebut.

Gerbang perbatasan Rafah, Gaza Palestina dan Mesir. Pintu penyeberangan ini direbut kendalinya oleh Israel yang berencana mempekerjakan perusahaan keamanan swasta asal Amerika Serikat.
Gerbang perbatasan Rafah, Gaza Palestina dan Mesir. Pintu penyeberangan ini direbut kendalinya oleh Israel yang berencana mempekerjakan perusahaan keamanan swasta asal Amerika Serikat. (times of Israel)

Mesir Makin Kesal dan Frustasi

Situasi ini sangat membuat frustasi Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi sehingga dapat membahayakan perjanjian perdamaian, kata Tzoreff, peneliti Universitas Tel Aviv.

Lima hari setelah Israel mengambil alih perbatasan Rafah, Mesir bergabung dengan kasus genosida Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ).

Joe Truzman, peneliti senior di Foundation for Defense of Democracies, mengatakan kepada The Media Line bahwa keputusan Mesir untuk bergabung dalam kasus genosida adalah bagian dari upaya untuk menjaga hubungan dengan Israel sekaligus menenangkan masyarakat Mesir, yang frustrasi dengan tindakan el-Sisi atas kelambanan tindakan yang dirasakan.

“Masyarakat Mesir, sebagian besarnya, pro-Palestina,” kata Truzman.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan