Kamis, 11 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Agak Lain, Banyak Tentara Israel Akui Menembak Hanya karena Bosan: Tembak Dulu, Tanyai Kemudian

Tentara Israel mengaku melepaskan tembakan di Jalur Gaza hanya karena bosan.

Penulis: Febri Prasetyo
AFP/EYAD BABA
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel di area kamp yang menampung para pengungsi di Rafah pada 27 Mei 2024. 

Tentara Israel meminta warga sipil untuk keluar lewat kiri, ke arah laut, bukan ke kanan, tempat tentara berada.

Ketika terjadi baku tembak di dalam sekolah, warga yang mengambil jalan salah langsung ditembak.

Sementara itu, S mengatakan tentara Israel juga akan banyak menembak di area yang terlihat ditinggalkan. Penembakan itu disebut sebagai prosedur untuk "memperlihatkan keberadaan".

Kata S, rekannya akan banyak menembak tanpa alasan yang jelas.

"Setiap orang yang ingin menembak, tak peduli apa alasannya, akan menembak," ujar S.

Dia berujar dalam beberapa kasus, penembakan itu bertujuan untuk menyingkirkan orang-orang (dari tempat persembunyian) atau menunjukkan keberadaan.

M, salah satu tentara cadangan lainnya, mengatakan perintah penembakan akan datang langsung dari komandan kompi atau batalion di lapangan.

Baca juga: Banyak Personel IDF Tewas di Medan Perang, Israel Rekrut Kaum Yahudi Haredi Mulai Bulan Depan

"Ketika tidak ada pasukan IDF lainnya di area, penembakannya sangat tidak terbatas, seperti kegilaan. Dan tidak hanya senjata kecil, tetapi juga senapan mesin, tank, dan mortir," kata M.

"Tentara reguler, perwira junior, komandan bataliaon, pangkat rendah yang ingin menembak, mereka mendapat izin."

Tentara Israel (IDF) di satuan Brigade Givati ​​berdiri di atas sebuah tank di Rafah timur di Jalur Gaza selatan, dalam gambar selebaran yang dirilis pada 10 Mei 2024.
Tentara Israel (IDF) di satuan Brigade Givati ​​berdiri di atas sebuah tank di Rafah timur di Jalur Gaza selatan, dalam gambar selebaran yang dirilis pada 10 Mei 2024. (Kredit foto: Pasukan Pendudukan Israel)

Adapun S mengingat kabar tentang seorang tentara Israel yang ditempatkan di kawasan perlindungan.

Tentara itu menembak satu keluarga Palestina yang tengah berjalan di dekatnya.

"Awalnya mereka berkata ‘empat orang’. Ternyata dua anak ditambah dua orang dewasa, dan pada akhirnya seorang pria, seorang wanita, dan dua anak. Kalian bisa membayangkannya sendiri."

Seorang tentara Israel bernama Yuval Green (26) menolak untuk terus bertugas di Gaza.

"Tidak ada pembatasan amunisi. Orang-orang menembak hanya untuk menghilangkan kebosanan," tutur Green.

Dia kemudian menceritakan peristiwa yang terjadi pada suatu malam pada bulan Desember.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan