Senin, 18 Agustus 2025

Polusi udara picu tren pubertas dini dan menstruasi lebih awal pada anak perempuan

Studi terbaru menyebutkan bahwa polusi udara memengaruhi pubertas dini dan menstruasi yang lebih awal pada anak perempuan. Hal ini…

BBC Indonesia
Polusi udara picu tren pubertas dini dan menstruasi lebih awal pada anak perempuan 

Namun menurut Brenda Eskenazi, profesor kesehatan masyarakat di Universitas California, AS, sebuah teori menunjukkan bahwa sel-sel tubuh yang terpapar pada tingkat sirkulasi hormon seks, seperti estrogen, untuk jangka waktu yang lebih lama, berisiko meningkatkan perkembangan tumor karena hormon tersebut merangsang pertumbuhan sel.

“Ada beberapa teori bahwa paparan hormon yang lebih lama meningkatkan risiko kanker reproduksi,” kata Eskenazi.

Selain dampak medis, pubertas dini juga berpotensi memicu dampak sosial, menurut Eskenazi. Dia berkata, terdapat data bahwa anak perempuan yang memasuki masa pubertas lebih awal juga cenderung aktif secara seksual lebih awal.

“Ada situasi yang menakutkan di AS ketika publik melihat tren aborsi menjadi ilegal dan kontrasepsi tidak tersedia,” ujar Eskenazi.

“Hal ini akan menyebabkan lebih banyak kehamilan yang tidak diinginkan di kalangan remaja, sehingga faktor-faktor tersebut sangat menakutkan,” tuturnya.

Namun mengapa tumbuh kembang anak dipercepat dengan cara seperti itu?

Dari obesitas hingga polusi udara

Permulaan pubertas ditentukan oleh dua jaringan komunikasi yang luas dalam tubuh yang dikenal sebagai sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) dan hipotalamus-hipofisis-gonad (HPG).

Keduanya menghubungkan wilayah otak yang disebut hipotalamus, yang mengatur berbagai fungsi penting tubuh dengan berbagai kelenjar yang mensekresi hormon, mulai dari rasa lapar hingga pengatur suhu.

Gaskins mengatakan, setidaknya hingga 10 hingga 20 tahun yang lalu, para ilmuwan berasumsi bahwa satu-satunya penyebab pubertas dini adalah obesitas pada masa kanak-kanak. Situasi itu ditandai dengan protein yang diproduksi oleh sel lemak yang disebut adipokin berperan dalam merangsang sumbu HPA dan HPG.

“Belakangan orang-orang berpikir, 'itu tidak menjelaskan semuanya, dan pasti ada faktor lain yang terlibat',” ujarnya.

Sebaliknya, sejumlah penelitian dalam tiga tahun terakhir menunjukkan penyebab lain yang lebih mengejutkan, yaitu polusi udara.

Sebagian besar penelitian ini telah dilakukan oleh para ilmuwan di Korea Selatan. Dalam riset itu, Seoul, Busan, dan Incheon termasuk dalam 100 kota paling berpolusi di dunia menurut indeks IQAir.

Sebuah ulasan yang diterbitkan baru-baru ini dari Ewha Womens University di Seoul mengidentifikasi adanya hubungan berulang antara paparan berbagai polutan dan permulaan pubertas dini.

Beberapa penyebab utama yang berpotensi memicu pubertas dini antara lain adalah gas beracun seperti sulfur dioksida, nitrogen dioksida, karbon monoksida, dan ozon. Semua gas ini dilepaskan ke udara baik melalui emisi kendaraan atau limbah yang dihasilkan oleh pabrik.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan