Polusi udara picu tren pubertas dini dan menstruasi lebih awal pada anak perempuan
Studi terbaru menyebutkan bahwa polusi udara memengaruhi pubertas dini dan menstruasi yang lebih awal pada anak perempuan. Hal ini…
Kekhawatiran yang lebih besar di kalangan akademisi tertuju pada partikel halus (PM), partikel yang terlalu kecil untuk dilihat, namun dilepaskan ke udara dari berbagai sumber mulai dari lokasi konstruksi hingga kebakaran hutan, pembangkit listrik, mesin kendaraan, dan bahkan jalan yang berdebu dan tidak beraspal.
Pada Oktober 2023, Gaskins dan sejumlah rekan perisetnya menemukan, anak perempuan di AS yang terpapar PM2,5 dalam jumlah tinggi [yang didefinisikan sebagai partikel dengan diameter kurang dari 2,5 μm] dan PM10, lebih berpotensi mengalami menstruasi pertama pada usia yang lebih dini.
Anak-anak perempuan itu terpapar, baik ketika berada di dalam rahim ibu mereka maupun selama masa kanak-kanak mereka.
Partikel PM2.5 dapat memasuki aliran darah dengan mudah, kata Gaskins.
“Anda menghirupnya ke dalam paru-paru. Partikel ini tidak disaring seperti partikel yang lebih besar dan mereka kemudian dapat mencapai organ yang berbeda," tuturnya.
"Kami telah melihat partikel PM2.5 tertentu yang terakumulasi di plasenta, jaringan janin, di dalam rahim, ovarium, bisa menyebar ke mana-mana," kata Gaskins.
Studi yang meneliti campuran partikel pada sampel udara dalam ruangan menunjukkan, bahan kimia dalam partikel halus ini mampu berinteraksi dengan reseptor berbagai hormon yang terlibat dalam perkembangan tubuh, khususnya androgen dan estrogen.
Campuran partikel itu berpotensi memicu reaksi berantai yang mengarah pada pubertas dini.
“Temuan itu adalah hipotesis utama kami, bahwa anak perempuan yang terpapar PM2.5 lebih tinggi, juga terpapar lebih banyak bahan kimia yang meniru estrogen atau secara umum mengganggu sumbu HPA dan sinyal regulernya," kata Gaskins.
"Situasi itu mendorong tubuh memasuki masa pubertas lebih awal," tuturnya.
Pada saat yang sama, kemungkinan besar ada banyak faktor berbeda yang menyebabkan pubertas dini.
Gaskins berpendapat, bukti yang muncul terkait dengan PM2.5 dan polutan lainnya, hanyalah salah satu contoh bagaimana bahan kimia berbahaya dari lingkungan, dapat masuk ke dalam tubuh dan merangsang perubahan hormonal yang berdampak luas.
“Anak perempuan pra-pubertas adalah kelompok yang menarik karena paparan utama terhadap bahan kimia yang mengganggu proses hormonal bisa melalui produk perawatan pribadi,” kata Gaskins.
“Sekarang ada banyak perusahaan yang secara aktif mengejar demografi tersebut dan memasarkan produk kepada mereka.”
Sumber: BBC Indonesia
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.