Siapa Yahya Sinwar yang kini menjadi pemimpin Hamas?
Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin barunya, menggantikan Ismail Haniyeh yang dibunuh di Teheran pekan lalu.
Sinwar pertama kali ditangkap oleh Israel karena "aktivitas Islami" pada tahun 1982, ketika dia masih berusia 19 tahun.
Dia kemudian ditangkap lagi pada tahun 1985. Pada saat itulah dia dipercaya oleh pendiri Hamas berkursi roda, Sheikh Ahmed Yassin.
Keduanya menjadi “sangat, sangat dekat”, kata peneliti senior di Institut Studi Keamanan Nasional di Tel Aviv, Kobi Michael.
Hubungan dengan pemimpin spiritual organisasi ini memberi kesan pertama yang baik bagi Sinwar di dalam gerakan tersebut.
Dua tahun setelah Hamas didirikan pada tahun 1987, Sinwar mendirikan organisasi keamanan internal yang ditakuti bernama al-Majd. Saat itu, dia baru berusia 25 tahun.
Al-Majd dikenal karena menghukum orang-orang yang dituduh melanggar moral.
Menurut Michael, kelompok ini menargetkan toko-toko yang menjual video porno, serta memburu dan membunuh siapa pun yang dicurigai bekerja sama dengan Israel.
Yaari mengatakan bahwa Sinwar bertanggung jawab atas banyak “pembunuhan brutal” terhadap orang-orang yang dicurigai bekerja sama dengan Israel.
“Beberapa di antaranya [dia bunuh] menggunakan tangannya sendiri dan dia bangga akan itu, dia menceritakannya kepada saya dan ke orang-orang lain.”
Menurut para pajabat Israel, Sinwar mengaku menghukum seseorang yang diduga sebagai informan Israel, dengan meminta saudara laki-laki orang tersebut menguburnya hidup-hidup, menggunakan sendok, bukan sekop.
“Dia adalah sosok yang bisa mengumpulkan pengikut, pendukung, dan banyak orang yang takut, juga tidak ingin berseteru dengannya,” kata Yaari.
Pada tahun 1988, Sinwar diduga merencanakan penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel. Dia ditangkap pada tahun yang sama, dihukum oleh Israel atas pembunuhan 12 warga Palestina, lalu dijatuhi empat hukuman seumur hidup.
Tahun-tahun di penjara
Sinwar telah menghabiskan sebagian besar masa dewasanya di penjara-penjara Israel. Dia dipenjara selama lebih dari 22 tahun, dari 1988 hingga 2011.
Waktunya selama dipenjara, sebagian di sel isolasi, tampaknya justru membuatnya semakin radikal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.