Sabtu, 13 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Iran Abaikan Warganya Tanpa Perlindungan saat Bersiap Serang Israel

Sejumlah warga Iran sebut pemerintah Iran tidak memberikan intruksi keselamatan di tengah isu Iran akan menyerang Israel.

Editor: Nuryanti
X
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei (kanan) dan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh (kiri). -- Iran disebut abaikan warganya saat bersiap menyerang Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah warga Iran mengaku pemerintah Iran tidak memberikan pengarahan keselamatan di tengah memanasnya kabar bahwa Iran akan meluncurkan serangan ke Israel untuk membalas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.

"Kami tidak tahu apa-apa, hanya mengikuti program berita di televisi satelit untuk mencari tahu apa yang terjadi karena pejabat kami tidak memberi tahu apa pun," kata Maliheh (66), seorang pensiunan di Teheran, dalam wawancara dengan The New York Times, Kamis (8/8/2024).

The New York Times juga mewawancarai Ehsan (41), seorang pemilik bisnis di Teheran, mengenai apakah ada instruksi keselamatan publik dari pemerintah.

"Pemerintah belum mengeluarkan arahan apa pun tentang apa yang harus dilakukan warga negara jika Israel menanggapi dengan serangan balik, tidak ada tempat perlindungan sementara, tidak ada latihan serangan udara, tidak ada peringatan untuk menimbun persediaan darurat, dan tidak ada rencana darurat untuk rumah sakit jika terjadi serangan," katanya.

“Jawabannya adalah tidak ada, nol. Masyarakat hanyalah renungan di negara kami,” lanjutnya.

Di media sosial dan dalam wawancara di beberapa kota, warga Iran mengatakan mereka cemas dan bingung.

“Situasinya sudah di luar batas toleransi kami,” kata Parisa (37), seorang seniman di Teheran.

“Banyak orang yang tidak pernah ingin meninggalkan negara ini kini berpikir tentang imigrasi. Semua orang sedih, agresif, dan khawatir,” lanjutnya.

Namun sebagian lainnya mempertanyakan apakah obrolan perang itu dapat dibenarkan.

Beberapa orang meragukan serangan balik Israel terhadap apa pun yang diputuskan Iran akan mengganggu rutinitas harian atau layanan penting seperti listrik dan air.

Mostafa (36), seorang insinyur komputer di Rasht di Iran barat laut, mengkritik dukungan pemerintah Iran terhadap kelompok militan di wilayah tersebut.

Baca juga: Komandan CENTCOM AS Kunjungi Israel 2 Kali dalam Seminggu, Sibuk Atur Strategi Lawan Iran

Menurutnya, hal itu menempatkan Iran dalam bidikan Israel, meski ia tidak yakin perang besar-besaran akan terjadi.

"Ini akan menjadi perang jarak jauh dan dalam bentuk penghancuran target tertentu. Jadi saya tidak terlalu khawatir," katanya.

Sementara yang lain mengatakan mereka sudah kelelahan secara emosional akibat berbulan-bulan dilanda berbagai peristiwa yang penuh gejolak, yang masing-masing peristiwa sudah cukup mengguncang suatu negara.

Sebelumnya, Iran menghadapi serangan teroris yang diklaim oleh ISIS dan menewaskan lebih dari 200 orang; pertukaran serangan rudal dengan negara-negara tetangga; hampir berada di ambang perang dengan Amerika Serikat dan Israel; serta tewasnya presiden dan menteri luar negeri dalam kecelakaan helikopter.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan