Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Seorang Dokter Magang Picu Protes di India
Kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang dokter magang di Kolkata, India timur, telah memicu aksi mogok kerja para tenaga…
Ribuan dokter di berbagai kota besar di India, termasuk Ibu Kota New Delhi, pada Selasa (13/08), bergabung dalam aksi protes yang dipicu oleh kasus dugaan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang dokter magang pekan lalu.
Dokter muda perempuan berusia 31 tahun itu sebelumnya ditemukan tewas di Rumah Sakit dan Sekolah Medis RG Kar, salah satu rumah sakit pemerintah terbesar di Kolkata, pada Jumat (09/08).
Laporan otopsi menunjukkan adanya bukti kekerasan seksual, di mana ditemukan banyak luka di tubuhnya.
Para dokter pun menggelar aksi mogok kerja di sejumlah rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah setelah insiden tersebut.
Mereka menuntut upaya perlindungan dan keselamatan yang lebih baik bagi para petugas kesehatan.
Kepala Rumah Sakit dan Sekolah Medis RG Kar dilaporkan telah mengundurkan diri pada Senin (12/08).
Para dokter tuntut perlindungan yang lebih baik
Aksi protes sebelumya pecah di seluruh fasilitas rumah sakit yang dikelola pemerintah di Ibu Kota Benggala Barat, Kolkata, pada Senin (12/08), dengan para dokter mengatakan akan menangguhkan pelayanan darurat medis hingga setidaknya sampai Selasa (13/08).
"Sebagai dokter residen, kami berada di garis terdepan dan menangani banyak pasien, yang membuat kami cukup rentan terhadap serangan-serangan seperti ini," ungkap Dokter Rajat Sharma, wakil presiden Federasi Asosiasi Dokter Residen India (FORDA), kepada DW.
"Ini adalah situasi menakutkan yang kami hadapi setiap hari. Para dokter di Benggala Barat ini memprotes hak-hak mereka. Kami ingin memiliki perlindungan yang lebih baik bagi para dokter residen kami," tambahnya.
Menurut survei dari Asosiasi Medis India, sekitar 75% dokter di India menghadapi sejumlah bentuk kekerasan.
Sementara itu, rekan Sharma di FORDA, Sarvesh Pandey, mengatakan kepada media India bahwa para dokter juga menuntut dibuatkannya sebuah undang-undang khusus tentang perlindungan bagi para petugas kesehatan terhadap aksi kekerasan.
"Harus ada upaya perlindungan yang lebih ketat di rumah sakit dan kamera CCTV juga harus dipasang," kata Pandey.
Para mahasiswa dari berbagai universitas di Kolkata juga ikut serta dalam aksi protes tersebut. Mereka juga menuntut upaya perlindungan, khususnya bagi para perempuan.
Kekerasan seksual terhadap perempuan telah menjadi masalah besar di India.
Biro Catatan Kejahatan Nasional melaporkan, rata-rata ada 86 kasus pemerkosaan dan 49 kasus kejahatan terhadap perempuan yang tercatat setiap jamnya pada 2021.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.