Selasa, 9 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Biden Dapat Info Kematian Yahya Sinwar di Atas Air Force One, Jasad Pemimpin Hamas Ditahan Israel

Biden diketahui saat menuju Jerman untuk berunding dengan para pemimpin Eropa mengenai Ukraina dan Timur Tengah saat diinfokan kematian Sinwar

AFP/MOHAMMED ABED
[FILE] Foto semasa hidup Yahya al-Sinwar (tengah), pemimpin gerakan Islam Hamas Palestina di Jalur Gaza, berpidato di depan para pendukungnya dalam rapat umum memperingati Hari Al-Quds (Yerusalem), sebuah peringatan untuk mendukung rakyat Palestina yang dirayakan setiap tahun pada hari Jumat terakhir umat Islam. bulan puasa Ramadhan, di Kota Gaza, pada (14 April 2023). - Seorang Israel Pejabat keamanan mengatakan kepada AFP pada 17 Oktober 2024 bahwa militer sedang melakukan tes DNA pada tubuh militan untuk memastikan apakah itu adalah pemimpin Hamas Yahya Sinwar. (Mohammed ABED / AFP) 

Abu Obaida memperingatkan bahwa “Risiko terhadap tawanan musuh di Gaza tumbuh dari hari ke hari.”

Dia menyimpulkan dengan seruan untuk bertindak, mendesak, “Kami menyerukan serangan cyber terbesar terhadap musuh oleh para ahli perang elektronik,” dan “Kami mendesak para ulama umat untuk menyatakan kewajiban jihad melawan musuh bangsa.”

3 Target Perang Israel Belum Tercapai

Serangan Israel terhadap Gaza yang menewaskan lebih dari 40.000 warga sipil, telah memasuki satu tahun.

Jurnalis Al Jazeera, Soraya Lennie, mengingatkan kembali soal tiga tujuan Israel di Gaza, selama satu tahun serangan sejak 7 Oktober 2023.

Tujuan pertama, kata Lennie, adalah soal pembebasan sandera.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan pejabat-pejabat lainnya sudah berulang kali menyatakan akan membebaskan para sandera di Gaza.

Hingga saat ini, Israel memperkirakan ada 101 dari total 239 sandera yang ditahan di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Dari angka tersebut, Israel hanya bisa memulangkan delapan sandera dan membunuh tiga lainnya karena salah mengira sebagai pejuang Hamas, dikutip dari tayangan video Al Jazeera.

Beberapa telah dipulangkan lewat pertukaran sandera antara Israel dan Hamas pada November 2023.

Sementara, puluhan sandera lainnya dilaporkan Hamas tewas akibat serangan udara Israel yang membabi-buta di Gaza.

Keluarga sandera Israel selama berbulan-bulan rutin menggelar unjuk rasa di jalanan Tel Aviv maupun wilayah lainnya, mendesak Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata dengan Hamas demi pembebasan sandera.

Negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas, yang dimediasi oleh Mesir-Qatar dan didukung Amerika Serikat (AS), telah mencapai tahap kritis karena Netanyahu ngotot melanjutkan perang di Gaza.

Bahkan, pejabat Israel dan AS sama-sama menyebut Netanyahu berulang kali menyabotase kesepakatan tersebut demi memenuhi ambisinya.

Baca juga: 4 Pemimpin Senior Hizbullah Tersisa di Tengah Serangan Israel, Ada Besan Mendiang Jenderal Iran

Keluarga sandera Israel pun menuding Netanyahu mengabaikan nyawa para sandera untuk mempertahankan posisi politiknya.

"Netanyahu secara sadar memilih untuk mengorbankan nyawa para sandera agar tetap berkuasa," kata keluarga sandera Israel saat unjuk rasa di luar Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, Sabtu (5/10/2024), dilansir Anadolu Ajansi.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan