Konflik Palestina Vs Israel
Pembunuhan Yahya Sinwar Tak Akan Buat Israel Menang, Justru Perlawanan Makin Brutal
Profesor di Sekolah Layanan Luar Negeri Universitas Georgetown, Daniel Byman menyebut tewasnya Yahya Sinwar tak akan membuat Israel menang.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
Kematian Sinwar kini meninggalkan kekosongan kekuasaan di pucuk pimpinan Hamas, yang menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang akan mengisi kekosongan tersebut selama fase krusial perang Gaza ini.
Beberapa tokoh Hamas tingkat tinggi, yang semuanya memiliki sejarah panjang dalam operasi militan dan manuver politik, berpotensi menjadi penerusnya.
Lantas, siapa saja yang berpotensi menggantikan Yahya Sinwar?
Baca juga: Profil Khaled Meshaal, Pemimpin Sementara Hamas Gantikan Yahya Sinwar yang Diduga Dibunuh Israel
Mahmoud al-Zahar
Dikutip dari NDTV, nama pertama yang muncul berpotensi menggantikan Yahya Sinwar adalah Mahmoud al-Zahar.
Mahmoud al-Zahar adalah satu anggota pendiri Hamas, merupakan kandidat terdepan untuk menggantikan Sinwar.
Dikenal karena sikap garis kerasnya, bahkan menurut standar Hamas, al-Zahar berperan penting dalam membentuk kerangka ideologis kelompok tersebut, yang berfokus pada perlawanan militan terhadap Israel dan pemerintahan Islamis di Gaza.
Al-Zahar juga memainkan peran penting dalam kebangkitan kelompok tersebut ke tampuk kekuasaan setelah pemilihan legislatif Palestina tahun 2006 dan menjabat sebagai menteri luar negeri pertamanya.
Meskipun selamat dari beberapa upaya pembunuhan Israel - pada tahun 1992 dan lagi pada tahun 2003 - al-Zahar tetap menjadi tokoh kunci dalam struktur politik Hamas.
Baca juga: Foto Barang Yahya Sinwar yang Disita Israel, Ada Buku Doa, Tasbih, Senapan
Muhammad Sinwar

Calon penerus lainnya adalah saudara Yahya Sinwar, Mohammed Sinwar.
Seperti saudaranya, Mohammed telah lama menjadi pemimpin dalam sayap militer Hamas, dan kenaikannya ke tampuk pimpinan dapat menandakan keberlanjutan strategi kelompok tersebut.
Menurut laporan, Mohammed memiliki pendekatan garis keras yang sama dengan Yahya, dan pejabat AS telah menyatakan kekhawatiran bahwa kepemimpinannya akan membuat negosiasi perdamaian menjadi lebih menantang.
Meski Mohammed tidak terlalu menonjolkan diri, ia merupakan tokoh penting dalam operasi militer kelompok tersebut dan berhasil selamat dari berbagai upaya pembunuhan oleh Israel.
Mousa Abu Marzouk
Mousa Abu Marzouk, anggota senior biro politik Hamas, adalah kandidat lain yang mungkin.
Ia membantu mendirikan Hamas setelah memisahkan diri dari Ikhwanul Muslimin Palestina pada akhir 1980-an.
Abu Marzouk pernah menjadi kepala biro politik Hamas dan telah lama terlibat dalam operasi organisasi dan keuangannya, termasuk dukungan untuk kegiatan militan.
Baca juga: Muhammadiyah Turut Berduka Atas Tewasnya Pimpinan Hamas Yahya Sinwar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.